Cerita Ramadhan | Memilih Hidup Sederhana Menjaga Hati Sesama

by - Jumat, Juni 10, 2016

Bagi setiap anak di muka bumi ini terutama mereka yang masih diberikan nikmat dengan kehadiran orang tua yang masih lengkap adalah hal terindah. Titipan terbaik dari semua yang pernah di berikan oleh Tuhan dan tidak terkecuali dengan saya salah satunya. Sebagai seorang anak tunggal saya benar-benar mendapat kasih sayang dan perhatian penuh dari ke dua orang tua saya. Hal tersebut bisa saya rasakan betul dan bahkan salah seorang teman saya mengerti kalau perhatian orang tua saya kepada diri saya berlebihan. Terlihat sekali kalau ke dua orang tua saya terutama mama cukup berlebihan, bahkan untuk keluar dari rumah dengan waktu yang lama kecuali urusan pekerjaan mana mungkin saya mendapat izin. Namun itu dulu, sekarang semua mulai berubah sejak bertambahnya usia kedua orang tua saya sudah bisa memberikan kepercayaan lebih untuk keluar rumah seorang diri tanpa pengawalan mereka.

Dulunya, saya sempat merasa kalau ke dua orang tua saya ini terlalu over protektif kepada saya. Hingga satu waktu tepat di hari ulang tahun yang ke 20 tahun, saya mengerti betul semua perasaan mereka. Saya ini bukan terlahir dari keluarga berada bahkan untuk sekedar bisa makan di luar bertiga hampir tidak pernah, saya tahu betul rasanya memutar otak mengakali uang untuk supaya cukup di gunakan keperluan sehari-hari.




Sebuah Kejutan Kecil Memberikan Banyak Arti


Saya sudah kenyang dengan hal-hal sulit bahkan ketika saya tidak pernah mendapatkan kado atau merayakan hari ulang tahun seperti teman-teman saya lainnya. Hingga akhirnya sebuah kejadian manis terjadi waktu itu, sepulang dari tempat kerja sekitar 4 tahun yang lalu saya mendapatkan sebuah kejutan manis yang mampu membuat saya menangis. Sebuah Kue tart berukuran mini seharga 60 ribu menyambut kedatangan saya dari pulang kerja.

Kue tart tersebut pemberian dari orang tua saya, mereka membelinya dengan harapan penuh kepada Allah. Saya masih ingat, saat itu tidak ada satu pun pelanggan yang masuk di bengkel milik bapak untuk memperbaiki mobil. Kemudian tiba-tiba setelah lama menunggu akhirnya ada pelanggan yang masuk untuk memperbaiki mobil. Ongkos dari memperbaiki mobil itu cukup untuk di belikan kue tart, murah sekali ya harganya.

Sejak kejadian itulah saya mulai mengerti semua perasaan cinta dan sayang ke dua orang tua saya selama ini. Saat itu juga saya tidak mengeluh jika mereka berdua bersikap over protektif kepada saya. Bagi saya itu semua nikmat dari Allah dan itulah kebahagiaan sesungguhnya. Dulu saya sibuk sekali mencari kebahagiaan di luar sana hingga lupa bahwa di rumah ada kebahagiaan yang sesungguhnya, kebahagiaan yang terlahir dari kesederhanaan. Dengan sesuatu yang sederhana mampu memberikan kebahagiaan yang luar biasa.

Berbicara tentang sederhana, sering kali kita salah paham dengan makna sederhana itu sendiri. Banyak orang berpikir bahwa sederhana berarti miskin atau melarat padahal sebenarnya tidak seperti itu. Saya juga sempat berpikir sama dulunya. Saya pikir sederhana itu hidup yang berkekurangan atau di bawah kemampuan. Jelasnya adalah sederhana itu tidak punya apa-apa. Hingga pada suatu hari saya mendapat gambaran dan pemahaman baru bahwa apa yang saya pikirkan selama ini tentang sederhana salah total.

Sederhana itu bukan berarti miskin atau tidak punya. Menurut saya sederhana itu sebuah pilihan bagi siapa saja baik mereka itu yang hidupnya berkecukupan atau bahkan kaya bergelimang harta. Namun bagi orang yang hidupnya berkekurangan, gaya hidup sederhana itu adalah kewajiban. Rasanya tidak masuk akal jika ada orang masih berkekurangan dalam hal finansial tapi gaya hidupnya seperti orang kaya.

Dia yang hidup berkecukupan tidak selalu memilih gaya hidup yang mewah, ada banyak sekali orang yang Allah amanahkan harta yang berlebih memilih untuk hidup sederhana. Seorang yang bijak mengatakan bahwa ada beberapa kunci hidup dengan tenang dan salah satunya adalah hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan sekalipun kita mampu melakukannya.

Hidup Sederhana Untuk Menjaga Hati Mereka


Hidup memang tidak selalu menjanjikan sebuah kebahagiaan bagi setiap orang namun Allah tidak pernah meminta kita para hambaNya untuk berputus asa dari pertolongan, kebaikan serta rahmatNya. Ada yang Allah cukupkan hartanya dan ada pula yang Allah batasi hartanya, pasti ada hikmah di balik semua ini, ada sebuah pelajaran yang ingin Allah ajarkan pada kita. Tentang rasa syukur, bersabar, ikhlas, berbagi dan menjaga hati.

Ada banyak orang di luar sana memilih untuk hidup sederhana karena mereka paham dan sadar bahwa tidak semua orang dapat berada dalam kondisi hidup yang sama, berkecukupan. Memiliki harta yang berlebih itu sebuah amanah yang Allah titipkan untuk kita gunakan membantu kesulitan orang-orang yang berada di sekitar ita juga untuk di gunakan beribadah di atas jalan (karena) Allah. Namun, tugas tersebut bukanlah perkara yang mudah untuk di terapkan,kerap kali keegoisan, nafsu dan bisikan setan menjadi kendalanya.

Saya punya pengalaman yang begitu berharga, dulu saya memiliki kebiasaan stalking foto dan gambar dalam akun Instagram. Di akun Instagram saya berteman dengan banyak orang dari berbagai macam status sosial. Tidak jarang terlintas perasaan iri ketika melihat foto-foto barang mahal milik teman, lalu saya pun tidak mau kalah dengan ikut-ikutan mengunggah foto barang mahal milik saya. Padahal barang-barang tersebut saya beli dengan cara yang tidak mudah, karena harus menabung terlebih dahulu.

Sampai pada suatu ketika Allah mempertemukan saya dengan beberapa teman yang memiliki gaya hidup sederhana padahal harta mereka sebenarnya tidak sesederhana tampilan juga gaya hidupnya. Saat itu saya benar-benar merasa malu, harta belum seberapa sudah percaya diri untuk dipamerkan, mereka yang jauh berlimpahan kekayaan memilih tenang dengan cara sederhana. Padahal bukan hal yang mudah untuk bisa hidup sederhana ketika kita bergelimang harta dan kebahagiaan.

Lalu saya bertanya pada diri sendiri, saya yang di karuniakan Allah sebuah hidup yang berkecukupan saja merasa iri melihat foto-foto barang mahal milik teman. Apalagi orang-orang diluar sana yang hidup di bawah garis kemiskinan. Orang-orang tersebut untuk bisa makan saja harus berjuang keras dan bekerja membanting tulang bagaimana perasaannya? Bagaimana hatinya jika melihat barang-barang mewah atau makanan yang enak?.

Dalam salah satu ayat yang ada di Al Qur’an Allah berfirman untuk tidak pernah berlebih-lebihan dalam hal apa saja karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Menjaga hati juga perasaan orang di sekitar kita itu perlu, terutama menjaga hati mereka dari rasa rendah diri saat melihat kemewahan yang kita punya. Selain itu untuk menjaga hati kita sendiri dari perasaan sombong karena nafsu tidak pernah mau mengalah. Meskipun sejatinya kita tidak akan selalu bisa untuk terus menjaga hati orang lain karena tidak ada yang tahu dalamnya hati seseorang.

Sederhana sendiri sangat dekat dengan rendah hati, mereka yang sederhana biasanya juga bersikap rendah hati. Mereka menyadari bahwa di sekitar mereka masih ada banyak orang yang sangat membutuhkan dan apabila mereka memilih hidup dengan berlebih-lebihan khawatir akan melahirkan jarak antara mereka dengan orang-orang yang hidupnya masih berkekurangan.

Rasa sombong bisa begitu mudah menghampiri hati yang pada dasarnya memang mudah di bolak-balikkan dan seorang muslim tidak berhak untuk bersikap sombong. Maka, saya selalu percaya bahwa memilih untuk sederhana khususnya dalam gaya hidup adalah sebuah pilihan yang terbaik. Bersahaja itu indah dan sederhana akan selalu menjadi pilihan yang terbaik karena hidup sederhana mampu membuat hati kita menjadi tenang.

Selamat menjaga hati saudara-saudara kita yang lain di bulan Ramadhan ini :)

You May Also Like

17 komentar

  1. Ah mbakkkk... dirimu telah berhasil mengeluarkan sisi Rinto saya setelah sekian lama. Hiks...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ampun sampai sebegitunya, tapi makasi mas Febriyan sudah mau mampir :)

      Hapus
  2. Hi...nice share. Betul, jgn melihat dari jenis barang dan brp mahal harga barang yg diberikan. Terkadang hal sederhana pun jika diberikan dgn hati yg tulus dan yg terbaik...pasti mempunyai arti tersendiri yak. Seperti halnya kue ulang tahun yg dipersembahkan orang tua Ngilan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasi mbak, kue ulang tahun itu sungguh memberi kenangan manis sampai detik ini.

      Hapus
  3. Ah,..bijak kali kau sekarang dek
    sip..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kakak yang baik hati dan tidak sombong :*

      Hapus
  4. Nice artikel, sepakat saya. Menjadi pribadi yang sederhana bukan berarti miskin atau tidak punya. Dari kesederhanaan kita belajar arti dari bersyukur yang sesungguhnya :) semangat ya Yanto [eh keliru, Riska maksudnya] hehehe. Met menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1437 H ya

    BalasHapus
  5. suka dengan tulisannya mbak :).. jd pengingat untuk selalu rendah hati dalam bersikap :).. dan terharu pas baca yg orangtuamu memberikan kue ultah di hari jadimu :).. Kkasih sayang ortu memang ga ada batas yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak, kasih sayang orang tua memang tiada batasnya. :)

      Hapus
  6. saya suka banget dengan anda mbak. aku pun belum pernah mbak diberi kue ultah dari orang tuaku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas, semoga suatu saat dikasih kue ulang tahun ya :D

      Hapus
  7. Selain sederhana saya pun suka berhemat mba.

    Tulisannya kece mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berhemat tanda kita mampu mengontrol nafsu, terutama nafsu belanja :D

      Hapus
  8. Bergaya hidup sederhana bukan berarti mampu eeeh... nggak mampu. Keren itu kalau sebenarnya mampu secara ekonomi tapi tetap sederhana dan sadar banyak orang lain yang tak seberuntung dirinya.

    Salam kenal, Riska. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mbak, tapi nggak semua orang mampu bergaya hidup sederhana, saya juga. :D

      Salam kenal juga mbak Retno :)

      Hapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.