Mirza, Si Bayi Bau Tangan

by - Selasa, November 14, 2017

Tidak terasa sudah dua bulan saya menjadi seorang ibu, ternyata betul kata teman-teman saya kalau menjadi ibu tidak mudah. Terlebih ibu-ibu zaman sekarang banyak dramanya, banyak pro kontranya namun apapun itu setiap ibu pasti inginkan yang terbaik untuk anaknya. Jujur, meskipun capeknya luar biasa tapi saya selalu berusaha untuk menikmati setiap momen kebersamaan bersama anak saya Mirza.

Bisa dibilang saya menikmati sekali masa-masa bayi si Mirza ini, hal yang paling membuat saya tidak ingin dia cepat besar adalah saya bisa sepuas hati memeluknya dalam dekapan saya. Iya, saya suka sekali menggendong Mirza apalagi saat dia sudah tidur terlelap saya masih saja betah menggendong Mirza meskipun tubuh mulai terasa pegal.

Nah, kebiasaan saya ini sering kali dikritik oleh orang-orang sekitar terutama keluarga sendiri. Menurut mereka sebaiknya kita tidak boleh terlalu lama menggendong bayi khawatir nantinya dia akan “Bau Tangan”. Tapi ya namanya ibu baru yang tidak bias jauh dari anaknya, saya sering tidak mendengarkan nasehat mereka dan terus saja menggendong Mirza sampai puas. Lalu, apa kamu nggak capek digendong lama-lama gitu? Nggak :)


Demam, Saya Tetap Menggendong Mirza


Istilah bayi bau tangan sendiri adalah kebiasaan menggendong bayi sehingga membuat dia manja dan ingin digendong terus. Awal-awal merawat Mirza saya sempat kebingungan karena Mirza rewel dan nangis terus. Padahal waktu itu sudah saya periksa semua badannya, popoknya juga sudah saya ganti dan dia baru saja lepas dari nenennya tapi tetap saja Mirza rewel.

Karena kepanikan tersebut akhirnya saya mau tidak mau menggendong Mirza sampai dia merasa tenang dan tertidur. Jadi, kalau Mirza nangis pilihan untuk menenangkannya ada dua yaitu disusui dan digendong. Saya mana tega lihat anak sendiri nangis lama meskipun awalnya saya sudah mencoba cara lain untuk menenangkan Mirza tapi tetap saja dengan digendong baru dia terlelap tidur.

Sampai akhirnya suatu waktu saya jatuh sakit, demam tinggi otomatis kondisi tubuh saya melemah dan Mirza ikut-ikutan rewel. Kemudian Mirza saya titipkan pada tante supaya saya bias istirahat walau sebentar. Namun ternyata saya tidak bisa istirahat juga, Mirza tetap saja rewel saat ditidurkan oleh tante. Mungkin karena tidak terbiasa menggendong dalam waktu lama akhirnya belum puas digendong Mirza sudah ditaruh di atas kasur dan nangislah dia.

Baca Juga : Ketika Saya Menjadi Dunia  Untuk Mirza

Tante pun sempat marah ke saya karena membiasakan Mirza digendong terus dan akhirnya manja menurut tante. Mau tidak mau saat itu juga dengan kondisi badan yang masih demam tapi mulai turun saya menggendong Mirza, wah rasanya luar biasa. Kepala nyut-nyutan ditambah badan yang menggigil tapi saya tetap bangun karena mendengar suara tangisan Mirza.

Sempat terlintas dalam hati kalau saya menyesal sudah membiasakan Mirza digendong dalam waktu lama sehingga dia menjadi manja dan bau tangan. Namun, saya pandangi lagi wajah anak saya dan kemudian menepis semua penyesalan akan keputusan saya yang sering menggedong Mirza. Malam yang berat pun terlewati juga, Mirza bias tertidur dan saya kembali melanjutkan istirahat agar bisa sehat lagi.

Istilah Bayi Bau Tangan, Mitos Atau Fakta ?


Kemudian saya mencari tahu apakah istilah Bayi Bau Tangan itu adalah sebuah mitos atau memang fakta?. Dari beberapa artikel yang saya baca dan mendengar langsung penjelasan dari salah seorang teman yang sudah berpengalaman saya jadi tahu kalau menggedong bayi itu banyak sekali manfaatnya terutama di tiga bulan usianya.

1. Sering Menggendong Membentuk Pribadi yang baik

Sebenarnya sering menggendong bayi sepanjang tahun pertama tidak ada salahnya, tidak akan menyebabkan bayi menjadi tergantung pada orang lain dan sering menangis. Sebaliknya bayi-bayi tersebut akan lebih jarang menangis, tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, lebih cerdas, lebih bahagia, lebih tercukupi kebutuhan kasih sayangnya dan lebih ramah, jika dibandingkan dengan bayi yang lebih banyak di letakkan di tempat tidur, kereta dorong atau alat bantu lain yang tidak memerlukan kontak dengan manusia.

2. Lebih Banyak Merasakan Kasih Sayang Ibu

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa negara-negara yang tidak punya budaya menggendong anaknya, saat anak dewasa akan lebih rentan terlibat dalam masalah-masalah kriminal. Mereka kurang merasakan kehangatan kasih sayang. Sedangkan di negara-negara yang anak-anaknya sering di gendong ibunya seperti di pedalaman Afrika, menunjukkan fakta yang sebaliknya.

3. Baik Untuk Perkembangan Komunikasinya

Selain itu menggendong bayi ke mana-mana ternyata berpengaruh pada perkembangan komunikasi anak, karena anak biasa terlibat dan mendengarkan ibunya berbicara dan beraktivitas. Ternyata banyak manfaat yang di dapat saat menggendong bayi, jadi tidak ada salahnya untuk menggendong dan mendekap bayi kita. Saat baru lahir bayi langsung bisa melihat dengan fokus jarang pandang 20-30 cm. Pada minggu pertama kelahirannya, bayi biasanya akan memberi respon pada gerakan dan fokus pada wajah ibu, yang memang sering ada di dekatnya.

Jika bayi sudah mulai tersenyum artinya dia sudah mengenali ibunya. Saya sangat yakin bahwa setiap ibu pasti sangat bahagia melihat senyuman sang bayi saat berada dalam dekapan dan gendongannya. Kenyataan yang ada justru jauh berbeda dengan mitos di atas, bayi yang segera mendapat perhatian sesaat setelah menangis, entah itu dengan cara digendong, di dekati atau di tepuk-tepuk akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara emosional.

Merespon bayi dengan cepat justru membuat bayi jadi tidak kesal dan lebih mudah menenangkannya jika dia menangis. Semakin sering ibu memberi respon atas emosinya di tiga bulan pertama hidupnya,bayi akan merasa semakin aman dan nyaman.

Sampai usia 3 bulan, bayi belum bisa benar-benar tidur nyenyak selama 8 jam. Bisa tidur nyenyak di malam hari adalah bagian dari proses perkembangan bayi. Selama 1-3 bulan dalam waktu 24 jam bayi akan tidur 16-20 jam. Namun waktu tidur yang cukup lama itu akan terbagi-bagi,misalnya bayi akan tidur selama 3 jam,lalu bangun untuk 3 jam berikutnya. Baru pada usia 4-6 bulan, bayi mulai bisa mengetahui perbedaan siang dan malam. Pada saat itu mereka pun bisa tidur lebih lama di malam hari, sekitar 6 jam atau lebih. Baru pada usia 9 bulan, 70-80% bayi bisa tidur nyenyak di malam hari.

Yang seringkali terjadi sebenarnya adalah salah merespon tangisan bayi dan hal inilah yang menyebabkan bayi jadi rewel dan menangis terus dan sering di istilah dengan bau tangan. Di awal kehidupannya di dunia, bayi berkomunikasi dengan dunia luar, termasuk orang tua dan orang lain di sekitarnya dengan cara menangis. Dengan menangis, bayi akan memperoleh apa yang dia ingin.

Banyak hal yang menyebabkan bayi menangis dan tidak harus segera digendong ,yang perlu kita lakukan adalah mencari penyebabnya, lalu mengatasinya. Sekarang saya sudah tidak terlalu khawatir lagi soal istilah Bayi Bau Tangan ini, asal kita tahu apa sesungguhnya penyabab bayi kita nangis akan membantu menenangkannya tanpa harus digendong.

Menggendong bayi menjadi waktu bonding tersendiri bagi saya dan Mirza, setiap sedang menggedongnya saya sering berbicara dengan Mirza, membaca Sholawat, membacakan ayat Al Qur’an dan yang jelas bisa memeluknya dengan puas.Bagi saya pribadi tidak mudah untuk menitipkan Mirza pada orang lain dalam waktu lama, tidak jarang juga lho dia saya gendong sambil mengerjakan pekerjaan rumah bahkan saat menulis di blog seperti saat ini. Yuk, lebih banyak menggendong bayi kita! :)

Sumber : Majalah Kasih 2013

You May Also Like

8 komentar

  1. sbnrnya bau tangan mitos sih. Semua bayi suka gendong. Mau dibiasain apa gak juga. Hamzah sering gendong tp dy hny minta gendong klo pengen. Dan mslh bayi bgn klo gk digendong itu bnyk faktor kan ya. Bkn krn kebiasaan digendong.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, banyak faktor kenapa bayi bisa bangun.

      Hapus
  2. Walaah kebalikan. Kalo saya, malah sayanya yang males gendong2 timang2 gitu *berat �� kecuali memang terpaksa *eh. Tapi neneknya (ibu saya) malah yg suka gendong :))

    *ibu macam apa ya saya haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, gpp mba. Jenis ibu-ibu itu bermacam-macam memang. :D

      Hapus
  3. Anakku lebih suka digendong bapaknya ketimbang ibunya. :'D

    BalasHapus
  4. Mirza lucu banget. Gemukan ya, Mbak? :D

    BalasHapus
  5. Setuju, skrg2 puas2in gendong anak mumpung msh bayi...

    BalasHapus
  6. waktu saya punya anak pertama kali, saya sering mendengar kalimat ini, jangan keseringan gendong anak, nti bau tangan. tapi tetap saya mah sering gendong anak saya, kasihan dong kalau dibiarkan nangis :)

    BalasHapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.