Resiko Persalinan Melalui Operasi Sesar

by - Kamis, Desember 07, 2017

Operasi sesar kini lebih banyak diminati oleh sebagian ibu hamil untuk melahirkan. Prosesnya yang cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit saat persalinan membuat mereka memilih cara ini dibanding melahirkan secara normal. Tidak heran jika dibutuhkan biaya yang tidak murah, misalnya biaya operasi sesar di Jakarta saja bisa dipastikan selangit.

Sebagian ibu hamil memilih untuk menjalani operasi sesar, padahal ia memiliki opsi untuk melahirkan secara normal. Sejumlah ibu hamil memilih operasi sesar karena takut merasakan sakit ketika melahirkan secara normal, dan ingin melahirkan sang bayi pada tanggal-tanggal atau tidak ingin menunggu lama layaknya menunggu proses pembukaan jalan lahir yang bisa memakan waktu.

Saya masih ingat betul setiap detik pada proses operasi sesar yang pernah saya jalani 2,5 bulan yang lalu, penuh perjuangan. Salah satunya mengalahkan rasa takut menghadapi ruang operasi seorang diri tanpa didampingin oleh suami. Melahirkan melalui bedah sesar berarti mengeluarkan bayi melalui sayatan dari perut sang ibu, bukan dari vagina.


Resiko Persalinan Melalui Operasi Sesar


Keputusan operasi sesar diambil di saat terakhir batas toleransi HPL yakni 2 minggu. Iya, sampai waktu yang ditentukan saya tidak kunjung merasakan kontraksi layaknya ibu hamil yang akan melahirkan. Ternyata setelah diperiksa oleh dokter kepala bayi saya tidak mau masuk ke panggul, karena panggul saya sempit jadi karena itulah saya tidak merasakan mules sama sekali.

Dengan berat hati akhirnya saya putuskan untuk ikut saran dari dokter, meskipun pasti ada resiko yang mungkin saja akan saya hadapi nantinya. Meskipun sejauh ini, operasi sesar dianggap relatif aman. Namun sama seperti operasi besar lainnya, prosedur ini tetap berisiko dan berpotensi menyebabkan komplikasi dibanding dengan melahirkan normal, baik untuk sang ibu maupun bayinya. Berikut adalah beberapa risiko yang bisa terjadi saat menjalani operasi sesar, di antaranya:

• Rasa sakit setelah operasi. Ini merupakan faktor negatif utama karena rasa sakit bisa berlangsung setidaknya untuk beberapa minggu setelah operasi. Bahkan mungkin mengalami rasa sakit pada luka sayatan dan adanya ketidaknyamanan di perut sang ibu.

• Infeksi, terutama infeksi pada luka bekas operasi, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada dinding rahim.

• Pembekuan darah di kaki atau paru-paru.

• Kehilangan banyak darah.

• Efek setelah pembiusan yaitu mual, muntah, dan sakit kepala.

• Timbulnya luka bekas sayatan dan jaringan parut. Hal ini tidak bisa Anda hindari usai menjalani operasi. Sayatan akan menimbulkan luka pada perut. Biasanya setelah beberapa tahun, luka tersebut akan tersamarkan. Luka bekas operasi sesar bisa terlihat jika diperhatikan dengan saksama, tapi pada umumnya hampir menyerupai warna kulit di sekitarnya.

• Cedera pada organ lain. Hal ini dapat terjadi selama operasi.

• Kematian. Namun hal ini sangat jarang terjadi. Kemungkinannya hanya sekitar 2 dari 100.000 ibu yang meninggal akibat operasi caesar.

• Risiko jangka panjangnya adalah leher rahim terhalang dengan tumbuhnya plasenta di dalam rahim, kondisi ini biasa disebut plasenta previa. Selain itu bisa juga mengalami gangguan plasenta seperti plasenta akreta yang dapat menyebabkan pendarahan hebat setelah melahirkan.

Tidak hanya sang ibu, bayi pun kemungkinan akan mengalami beberapa kondisi seperti cedera saat persalinan dan gangguan pernapasan jika bayi dilahirkan sebelum usianya mencapai 39 minggu. Namun, jika tidak ada komplikasi, biasanya seorang ibu akan menjalani perawatan selama tiga hari di rumah sakit. Sementara masa pemulihan total biasanya memakan waktu empat hingga enam minggu.

Alhamdulillah, proses operasi sesar yang saya jalani berjalan lancar dan pemulihannya juga bisa dibilang cepat yakni 3 hari. Kalau soal biaya operasi sesar memang jauh lebih mahal daripada persalinan normal. Tapi bila dibandingkan dengan biaya operasi sesar di Jakarta atau kota-kota besar lainnya, biaya operasi di Bangkalan lebih murah sekitar 8 – 10 juta.

Jadi, sebaiknya jangan lagi berpikiran buruk dengan ibu hamil yang harus melahirkan bayinya dengan operasi sesar karena resikonya yang tidak main-main lho. Mari saling mendukung sesama perempuan dan sebagai seorang ibu.

You May Also Like

15 komentar

  1. Cepat pulih. Sama aja normal sesar yg penting ibu anak sehat selamat <3

    BalasHapus
  2. 2 dari 200.000 ibu yang operasi. Saya pikir cukup kecil resiko kematiannya ya.

    Selamat menjadi ibu, ya.. 😍
    Salam hangat dari Bondowoso..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga dibedah perut mas, resiko kematiannya tinggi juga lho, hihihi. Makasi ya :)

      Hapus
  3. Jadi ingat pd kakak kelas, aku gak percaya dia meninggal katanya krn setelah sesar.. Temanku pun juga akhirnya koma.. Rasanya sediih bgt. Tapi bagaimana juga mau sesar maupun normal, seorang ibu memang luar biasa

    BalasHapus
  4. Jadi ingat pd kakak kelas, aku gak percaya dia meninggal katanya krn setelah sesar.. Temanku pun juga akhirnya koma.. Rasanya sediih bgt. Tapi bagaimana juga mau sesar maupun normal, seorang ibu memang luar biasa

    BalasHapus
  5. Sauadara saya ada yang SC saat lahiran, sampai skrng anaknya udah gede, katanya msh terasa nyerinya. Emang butuh perawatan ekstra ya mbak. Masing2 ada risikonya, yang penting ibu bayi semua sehat selamat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, aku juga pernah dengar kalau bekas operasinya bisa awet sampai tahunan.

      Hapus
  6. Selamat menjadi ibu.

    Ah, giliran saya nih tahun depan. Semoga proses persalinan saya dilancarkan.

    BalasHapus
  7. Jd ingat dulu melahirkan secar, bukan krn mau tp karna kondisi ketuban yg sdh hampir habis tp belum ada pembukaan sm sx. Pas rahim kontraksi, sakitx dibekas sayatan luar biasa. Skrg alhamdulillah hamil lagi sdh 26 weeks. Pas usg, dokter blg plasenta saya ada menempel di bagian dinding rahim atas, menjauhi bekas sayatan secar, katax sih emg gitu soalx plasenta akan cari t4 yg nutrisix banyak, sementara bekas sayatan tadi dsna tdk ada banyak nutrisi. cm ditakutkn kalo melahirkan normal berikux, anakx keluar, plasenta ga ikut keluar akibat menempel terlalu erat. Jadi kemungkinan operasi lagi masih besar ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh baca pengalaman mba ini aku pun jadi ikut takut mba. Jadi ingat lagi pas proses SC tiga bulan lalu.

      Hapus
  8. Saya sesar wkt anak pertama, muka bengkak parah gara2 alergi anti nyeri :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, ternyata dampaknya bisa kemana mana juga ya mba :(

      Hapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.