Kemiskinan membuat banyak anak-anak di Indonesia harus menelan pil pahit tidak bisa mendapat pendidikan. Padahal salah satu cara untuk bisa terbebas dari kemiskinan adalah mendapat pendidikan yang tinggi. Namun, mau bagaimana lagi kemiskinan kerap menjadi batu besar yang menutup jalan anak-anak meraih mimpi mereka.
Di Pesisir Serdang Bedagai, Sumatera Utara menjadi contoh betapa kemiskinan begitu kejamnya merenggut hak anak-anak disana untuk bisa bersekolah dan mendapat pendidikan layaknya anak-anak lainnya. Kawasan tersebut merupakan kawasan perkampungan nelayan yang memiliki penduduk miskin sebanyak 10,92% menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Kemiskinan membuat akses pendidikan menjadi tantangan besar, Pendidikan merupakan barang langka untuk bisa dimiliki anak-anak di sana. Anak-anak terpaksa putus sekolah karena keterbatasan sarana pendidikan. Sayangnya, kondisi ironis tersebut dibarengi dengan mindset penduduknya, kerja supaya bisa hidup enak!
Pendidikan bukan lagi suatu kewajiban bagi mereka karena mungkin sudah terlalu fokus bagaimana caranya bisa terus bekerja dan menghasilkan uang untuk hidup enak. Hingga di tahun 1998, seorang aktivis Hapsari yakni Rusmawati merasa terpanggil dan datang untk mengubah takdir anak-anak di daerah tersebut.
Source : Tempo |
Rusmawati, Pelita yang Hadir di Pesisir Serdang Bedagai
Pendidikan bagaikan pelita yang membuat jalan hidup kita menjadi terang. Dan Rusmawati datang sebagai pelita untuk memberi cahaya yang menerangi anak-anak meraih pendidikan. Mendirikan sebuah Sanggar Belajar Anak merupakan awal perjuangannya bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Serikat Petani Pesisir dan Nelayan (SPPN).
Di Sanggar Belajar Anak (SBA) yang berdiri pada tahun 2003 tersebut anak-anak bisa kembali belajar hanya dengan membayar SPP antara 8000 Rupiah sampai 10000 Rupiah. Untuk biaya operasional sehari-hari dan honor guru pengajar diperoleh dari dana Hapsari yang merupakan organisasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan.
Bantuan dari lembaga asing pun turut datang mendukung usaha yang dilakukan oleh Rusmawati. Ratusan anak berhasil ditampung untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Selain itu anak-anak mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan, layanan kesehatan serta bantuan perlengkapan sekolah.
Awalnya SBA hanya tempat bermain sehat dan bernyanyi ria saja. Dari sinilah Rusmawati mulai berpikir untuk mengembangkan SBA menjadi lebih konkret dengan standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sejak itulah, SBA mulai lebih sistematis dalam kurikulum pengajarannya. Supaya ada tolak ukur pengajaran sehingga tidak sulit dilakukan evaluasi.
Seperti yang kita tahu, pendidikan anak usia dini sangat penting karena dapat membantu anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, serta mempersiapkan mereka untuk belajar di sekolah dan mengembangkan kemampuan yang diperlukan untuk menjadi individu yang sejahtera di masa depan.
Source : Tribun |
Pelatihan-pelatihan pun terus digencarkan dan kebanyakan guru pengajar SBA sebelumnya adalah warga sekitar yang kebanyakan hanya tamatan Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah saja, tanpa ada kemampuan mengajar yang baik. Gagasan ini pun banyak diperkuat oleh rekan-rekan organisasi dan teman lainnya.
Perjuangan guru-guru di Sanggar Belajar Anak juga penuh haru yang awalnya disepelekan sekarang banyak direkrut menjadi anggota Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat. Tidak hanya fokus pada pendidikan, Rusmawati juga menaruh perhatian pada Masyarakat setempat dengan memberi pelatihan pada ibu-ibu wali murid.
Tujuannya untuk menjadi pendidik yang peduli dan tanggap terhadap kebutuhan anak-anak. Ibu-ibu wali murid dilatih untuk berorganisasi, dan berperan aktif memecahkan masalah. Para Ibu wali murid pun diberikan peluang pendidikan meski usia bukan halangan untuk mendapatkan ilmu di mana saja dan dari siapa saja.
Rusmawati Terima Penghargaan Semangat Astra Terpadu
Usaha dan pengorbanan Rusmawti di Pesisir Serdang Bedagai, Sumatera Utara berhasil mendapat penghargaan Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia pada tahun 2011. Astra melalui program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards memberikan penghargaan di kategori Pendidikan.
Program SBA yang didirikannya di empat kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai inilah yang membuat Rusmawati mendapat penghargaan tersebut. Di 12 PAUD KB yang berdiri di empat kecamatan di kabupaten Serdang Bedagai, program yang dijalankan Rusmawati telah berhasil meluluskan sekitar 1000 siswa sejak tahun 1998 hingga tahun 2020.
Selain meluluskan banyak siswa, saat ini terdapat sekitar 300 siswa yang mayoritas anak nelayan yang sedang belajar di 12 PAUD KB. Sedangkan perempuan yang berhasil diberdayakan dalam kelompok-kelompok perempuan sebanyak 300 perempuan. Penghargaan SATU Indonesia Awards 2011 menjadi Amanah dalam hidup Rusmawati.