Hiperandrogen Penyebab Jerawat Membandel Pada Wanita - Teman-teman suka sebel nggak sih kalau wajah kita berjerawat? Saya yakin pasti sebel banget apalagi kalau jerawatnya membandel. Jerawat bagi beberapa orang memang menjadi musuh utama terutama bagi kaum wanita. Alasannya karena jerawat kita jadi nggak percaya diri dengan penampilan kita dan tentunya wajah yang rusak.
Kebetulan sekali nih kemarin siang saya datang ke talkshow kesehatan yang membahas tentang jerawat yang disebabkan oleh Hiperandrogen. Serius, saya baru tahu lho kalau penyebab timbulnya jerawat itu bukan hanya salah makan, jarang membersihkan wajah, kulit wajah yang sensitif atau faktor turunan. Ternyata, hormon bisa menjadi penyebab munculnya jerawat di wajah bahkan jerawat yang disebabkan oleh kelebihan hormon ini susah banget dihilangkan.
Waspadai Hiperandrogen, Penyebab Jerawat Membandel Pada Wanita
Kok bisa karena kelebihan hormon jerawat jadi susah dihilangkan? Bisa saja, kemarin dr. Ria Andriani Mukti, M.Si menjelaskan secara ilmiah. Tapi teman-teman yang merasa punya jerawat membandel nggak perlu terlalu khawatir, Insya Allah jerawatnya masih bisa dihilangkan asal mau bersabar dan rutin ke dokter.
Jadi kembali ke topik utama, kita kenalan terlebih dulu dengan hormone apa saja yang ada di dalam tubuh wanita. Setiap wanita memiliki hormon estrogen, progesteron dan androgen yang masing-masing memiliki fungsi berbeda bagi tubuhnya. Hormon yang mempengaruhi penampilan kulit dan pertumbuhan rambut adalah hormon androgen.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hiperandrogen atau kelebihan hormon androgen (hormon khas laki-laki), dapat mempengaruhi 10 persen hingga 20 persen perempuan pada usia produktif. Pada tubuh wanita terdapat hanya satu persen androgen bebas. Satu persen androgen salam tubuh wanita untuk apa sih?.
Hormon androgen dalam tubuh wanita ini dibutuhkan untuk menumbuhkan sel telur dan juga rambut. Nah, jika hormon androgen yang ada dalam tubuh wanita melebihi 1 persen, maka berpotensi menyebabkan terjadinya kelainan hormonal atau dikenal juga dengan kondisi hiperandrogen. Salah satunya yang nampak jelas adalah gangguan jerawat dengan derajat sedang hingga berat.
Efek Hiperandrogen dari Jerawat Sampai PCOS
Selain itu dampak yang lebih serius lagi jika hormon androgen melebihi kapasitas, adalah rambut-rambut ekstra yang sering ditemui pada laki-laki akhirnya tumbuh di bagian tubuh perempuan atau yang disebut dengan Hirsutisme. Misalnya, kumis, cambang, dan rambut pada kaki dan tangan. Dampak munculnya rambut ekstra itu ternyata hanya sebagian kecil.
Kemarin dr. Ria juga menjelaskan bahwa hiperandrogen merupakan salah satu gejala polycystic ovary syndrome (PCOS). Selain tumbuhnya rambut ekstra, penderita PCOS mengalami gangguan menstruasi. Gangguan tersebut menyerang perempuan usia produktif, yakni 12–49 tahun. Hiperandrogen juga bisa mengakibatkan kebotakan.
Kebotakan yang dialami oleh wanita dengan kondisi hiperandrogen ini memiliki pola seperti kebotakan pada laki-laki. Rambut rontok di sekitar bagian pelipis depan dan bagian tengah ubun-ubun. Kondisi hiperandrogen membuat kulit wanita memproduksi sebum atau minyak berlebih, sehingga memicu timbulnya jerawat dengan tingkat keparahan sedang hingga berat.
Ini disebakan oleh minyak berlebih, yang akan menutup folikel kulit yang terbuka. Mengingat sebum atau minyak merupakan media yang ideal bagi bakteri, maka penumpukan sebum akan meningkatkan jumlah bakteri P. acne, kemudian menyebabkan peradangan atau jerawat.
Beda Jerawat Akibat Hiperandrogen
Jadi apa saja sih perbedaan jerawat akibat hiperandrogen dengan jerawat yang timbul pada umumnya?. Menurt dr. Ria Andriani ada 4 perbedaan jerawat akibat Hiperandrogen dengan jerawat biasa, yakni :
1. Jerawat Hiperandrogen cenderung lebih sulit diatasi bila dibandingkan dengan jerawat biasa.
2. Lebih parah dan berpotensi menimbulkan scar atau bekas luka di kulit wajah.
3. Dapat tumbuh di berbagai area tubuh dengan densitas minyak yang banyak.
4. Jerawat akibat Hiperandrogen biasanya dilihat dari produksi minyak yang masih banyak meskipun sudah menggunakan obat topikal (Oles) maupun oral.
Hiperandrogen Bisa Diatasi kok!
Ternyata dampak dari Hiperandrogen ini memang nggak main-main ya, mulai dari yang sepela sampai yang serius seperti PCOS. Lalu, apakah Hiperandrogen ini bisa diatasi? Saya yakin pertanyaan ini yang sudah nggak sabar ingin ditanyakan oleh teman-teman. Menurut dr. Ria Andriani Hiperandrogen ini bisa diatasi dengan pemberian obat anti Androgen dan beberapa terapi.
Nah, bagi teman-teman yang ingin tahu apakah jerawat kalian ini disebabkan oleh Hiperandrogen atau bukan dr. Ria sangat menyarankan supaya teman-teman datang konsultasi ke dokter yang ahli menangani masalah ini. Bahkan untuk memastikan kadar hormon androgen yang berlebih akan dilakukan tes darah untuk mengetahui kandungan hormon kalian.
Hiperandrogen ini bisa diatasi oleh Antiandrogen dan alat kontrasepsi. Untuk antiandrogen sendiri itu adalah obat yang bekerja sebagai penghambat androgen, cara kerjanya adalah antiandrogen ini mencegah kerja hormon androgen seperti testosteron, yang termasuk antiandrogen adalah progetogens (CPA-Cyproterone Acetate dan Drospirenone) dan obat non steroidal antiandrogen (Finasteride, Flutamide).
Bisa juga dengan pemberian obat Antiandrogen, obat penghambat androgen ini termasuk yang efektif dalam mengatasi jerawat bahkan yang parah sekalipun dan mengatasi hirsutisme, antiandrogen ini dianggap aman untuk digunakan wanita usia reproduktif dan antiadrogen ini dapat bekerja secara efektif bila digunakan sesuai anjuran.
Well, kira-kira begitu yang bisa saya tangkap saat talkshow mengenai Hiperandrogen Penyebab Jerawat Membandel Pada Wanita. Semoga teman-teman bisa paham ya, dan bila ada yang terindikasi terkena Hiperandrogen segeralah konsultasi ke ahlinya, jangan asal pakai obat ya. Teman-teman juga bisa buka aplikasi guesehat.com untuk mendapatkan info lengkap mengenai Hiperandrogen dan topik kesehatan lainnya.