Membuka Mata

by - Sabtu, Juni 20, 2015

“Dan sekali lagi, Terkadang Orang lupa bahwa emosi itu menular, Seseorang menulis dengan emosi tentu akan beda rasanya dengan tulisan tanpa emosi, bahkan novel terbaik sekalipun bisa memicu emosi bahagia, ceria, haru,dsb.” (Kurniawan Gunadi)

Saya juga menyadari bahwa terkadang saya masih menulis dengan perasaan emosi yang menggebu-gebu, maklum saja tingkat ketenangan dan iman saya masih sangat jauh dari yang menurut Baik. Menengok kembali kejadian di Mesir, Suriah, Palestina, dsb. Sebagai seorang muslim yang Allah didik untuk memegang teguh sebuah prinsip bahwa sesama muslim itu bersaudara, saya pasti sama seperti kalian semua teman rasanya hati saya tersayat melihat saudara seiman di perlakukan seperti itu. Saya juga masih sering bergulat dengan hal – hal yang mungkin jauh sekali dengan apa yang sedang saudara – saudara kita perjuangkan disana.

Tapi sekali lagi, semuanya tidak cukup sebatas itu saja tidak hanya cukup pada gejolak emosi. pikiran saya juga membutuhkan sesuatu yang akurat yang jelas kebenarannya. Bukan apa – apa karena ini berkaitan betul dengan perasaan hati dan emosi yang lain, salah – salah berfikir bisa jadi salah – salah berprasangka pada sesuatu yang jelas – jelas jasad saya di pisahkan jarak beribu – ribu kilometer dengan saudara disana.

Saya tahu, sebagai seorang muslim, saya di didik Allah untuk selalu mengecek dan memastikan setiap berita yang datang. Berusaha untuk terus menggali informasi yang benar di tengah intensifnya sebuah topik berita. Kalau di lihat sebelah mata apa yang saya lakukan ini sepertinya tidak adil bagi sebagian teman – teman yang lain. Saya minta maaf kalau benar itu yang sebagian teman – teman rasakan.

Saya juga pernah membaca sebuah komentar teman di sosial media, “kenapa foto profilnya ga pake’ foto solidaritas mesir?, kenapa sih ga bahas tentang mesir?..” dsbnya.

Jujur saja waktu pertama kali membaca komentar tsb, rasanya hati saya sedih sekali, tidak tau kah mereka bahwa tanpa hal yang seperti itu saya dan teman – teman yang lainnya juga mengusahakan yang terbaik untuk saudara di sana, rangkain doa terbaik kami panjatkan kepadaNya kami usahakan doa itu menjadi tulus berharap semoga ketulusan ini Allah lihat, tidak tahukah bahwa kami juga menyisihkan sebagian harta kami sama seperti yang teman-teman lakukan, tidak tahukah setiap detik kami usahakan untuk tidak hidup bermewah – mewah atau terlalu bersenang – senang, tidak tahukah bahwa ada beberapa teman yang tidak memakai avatar tersebut tapi berusaha untuk ‘meluruskan’ pemikiran, menjaga kebijaksanaan setelah pikiran kita melihat permasalahan ini dari berbagai sudut pandang.

Open the Eyes (tabloidposmo.co.id)

tidak tahukah bahwa ada teman – teman yang berusaha keras menjaga keutuhan persaudaraan kita semua dengan hanya diam saja karena mereka tahu betul kapasitas juga kuantitas mereka kalau saja mereka ikut – ikutan masuk dalam lingkaran perdebatan yang jelas-jelas saja mereka tidak paham betul dengan permasalahan yang sesungguhnya, tidak tahukah bahwa mungkin ada sebagian yang sengaja tidak ikut aksi damai untuk solidaritas Mesir karena ada prinsip-prinsip yang mereka pegang khususnya teman-teman akhwat dengan pengalaman mereka, mereka yang berusaha untuk menjaga maru’ah mereka sebagai seorang muslimah yang dipastikan ketika mereka ikut aksi, mereka akan bercampur dengan lawan jenis mereka, mungkin untuk sebagian teman yang lain masih ‘bisa’ tapi bagaimana dengan teman akhwat yang lain yang betul-betul mereka berusaha keras menjaga maruah mereka, tidak ingin terjadi fitnah, menundukkan pandangan, bukan kah kesempatan setan itu dimana saja dan kapan saja ?.

Saya berusaha keras untuk terus menstabilkan emosi saya, membuka mata saya lebar-lebar, menjaga keseimbangan kebijakan saya yang masih muda ini ketika mulai menjelajah di dunia maya yang jelas saja apapun bisa terjadi, apapun bisa di buat.

Saya juga berusaha untuk tidak berat sebelah dalam menilai, usaha teman-teman yang bekerja keras ‘menyelamatkan’ saudara kita di mesir dengan berbagai macam bentuk usaha juga kepedulian. Terima kasih telah berusaha ‘Membuka Mata’ mata saudara yang lain di negeri ini untuk mengetahui dan merasakan penderitaan saudara di Mesir, yang berusaha mengetuk hati pemerintah kita untuk mengupayakan yang terbaik dari negeri ini, dan terima kasih untuk hati yang kuat yang tidak mudah tergoyah karena pandangan juga penilaian orang – orang yang masih saja buruk.

Sungguh kita ini bersaudara, sedikitpun, tidak sedikitpun kita semua berhak dan pantas menghardik perilaku atau membicarakan keburukan saudara kita sendiri. Kalau memang itu buruk, tegurlah di belakang, bicarakan semua dengan hati yang penuh cinta, penuhi pikiran kita bahwa “dia saudaraku, dia saudaraku..”. Hidayah itu ada di tangan Allah kalau memang benar kita peduli dan ingin saudara kita kembali juga benar doakan dia, selipkan namanya di antara bait doa yang kita panjatkan. Mari terus berpegang pada tali Allah, mari terus berusaha membuat Rasulullah tersenyum melihat persaudaraan kita sekalipun perbedaan di antara kita terus memaksa ego kita menjulang.

Terus temukan hikmah Allah di balik kejadian, baik itu kejadian yang Allah timpakan pada saudara kita maupun kejadian yang Allah timpakan pada diri kita sendiri. Mari benar – benar Membuka Mata pada setiap inci cerita dan hikmah yang Allah coba berikan pada kita.

Terakhir, saya mohon maaf bila ada kesalahan kata atau mungkin saja ada hati yang tidak nyaman dengan tulisan ini. Saya berlindung kepada Allah yang Maha Bijaksana.

You May Also Like

0 komentar

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.