Kau Berbeda, Namun Kau Begitu Berharga Untuk Kami

by - Kamis, Juli 28, 2016

Entah saya bingung harus memulai tulisan ini darimana, jari jemari saya rasanya masih bergetar hebat mengingat kejadian hari itu. Kejadian yang berhasil membuat diri saya jatuh tersungkur ke lantai dan menangis sejadinya. Kali ini kembali Tuhan menunjukkan kebesaranNya, bahwa semua kebahagiaan dan kesedihan akan kembali kepadaNya. Saya yakin, rasa sedih ini akan bisa saya lewati hanya dengan mengembalikannya kepada Tuhan.

Sejak dia terlahir dengan memiliki kekurangan pada fisiknya, sejak saat itu juga kepala saya dipenuhi berbagai macam kekhawatiran. Bagaimana dia menjalani hidupnya nanti? Apakah lingkungan kami akan bisa menerima kekurangannya? Bagaimana kalau dia disakiti atau dihina karena fisiknya yang lemah? Dan semua pertanyaan penuh ketakutan lainnya.

Semua pertanyaan tadi perlahan demi perlahan mulai bisa saya kesampingkan saat melihat semangat tubuh kecilnya untuk tumbuh. Mulai dari belajar mengangkat kepala, belajar tengkurap, belajar duduk, sampai belajar berdiri sendiri. Memang tidak seperti anak normal lainnya, semua proses tersebut dia lewati dalam waktu yang cukup lama.


Dia baru bisa berjalan saat usia 4 tahun itupun masih mudah jatuh saat ada yang menyenggol tubuhnya. Penglihatannya pun juga terbatas, hatinya mudah takut apalagi jika ada orang yang membentaknya, hingga kejadian yang terjadi dihari itu kepadanya mengingatkan saya pada semua pertanyaan penuh ketakutan beberapa waktu silam.

Pada Akhirnya Hari Itu Datang Juga


Namanya Aang, adik sepupu saya yang terlahir dengan keterbatasan fisik karena proses kelahiran yang begitu alot saat itu sehingga dia meminum banyak air ketuban. Kini, 14 tahun sudah terlewati Aang tumbuh menjadi remaja laki-laki seperti pada umumnya. Meskipun memiliki keterbatasan, Aang dikaruniai postur tubuh yang tinggi dan sehat.

Akhirnya hari ini datang juga meskipun kejadian ini pernah terjadi sebelumnya. Iya, sejak duduk di bangku sekolah dasar Aang kerap mendapat perlakuan yang tidak adil dari teman-temannya. Waktu itu saya pikir kami masih bisa mengatasi masalah ini dengan memberikan perlindungan kepada Aang. Kami bisa meminta teman-teman Aang untuk tidak bersikap kasar lagi padanya.

Namun hari demi hari semua keluarga sadar bahwa kami tidak lagi bisa melindungi Aang selama 24 jam, terlebih ketika dia sedang berada di luar rumah. Kami pun tidak akan bisa memberikan penjelasan kepada teman Aang satu persatu bahwa dia memiliki keterbatasan. Lalu, bagaimana nanti? Bagaimana jika lingkungannya semakin tidak bersikap baik kepadanya?.

Sebenarnya kami sekeluarga terbiasa dengan perlakuan kasar yang cukup sering Aang dapatkan dari teman-teman sekolahnya bahkan beberapa guru dan orang lain. Namun, hati kami hancur saat tadi siang Aang pulang sekolah dalam keadaan sangat lemah dengan bekas memar di wajah dan lehernya. Sebagai seorang ibu, tante saya langsung lemas seketika melihat keadaan putranya yang seperti itu.

Aang bersama Adelia adiknya.

Kembali Aang mendapatkan perlakuan yang tidak adil di sekolah barunya, baru satu bulan dia menjadi siswa SMP. Salah satu temannya yang mengantar pulang menceritakan semua yang terjadi di sekolah tadi. Ternyata selama satu bulan ini Aang setiap hari mendapatkan hinaan dari teman-temannya. Memang, untuk berjalan saja tidak bisa sempurna karena syaraf kirinya mati sehingga membuat separuh tubuhnya tidak berfungsi.

Menurut pengakuan temannya yang mengantarnya tadi, Aang dicekik lehernya kemudian dipukul wajahnya sampai memar. Tidak ada satupun teman di kelasnya yang berani, mereka semua hanya bisa diam melihat perlakuan kasar salah satu teman Aang itu. Dengan keterbatasan yang dimilikinya Aang dicekik dan dipukul tanpa perlawanan sedikitpun.

Allah, sampai detik ini saja saya masih shock mengetahui kejadian tersebut, Aang yang tidak pernah dan tidak akan pernah mengganggu temannya mendapat perlakuan sekejam itu. Saya masih ingat saat masih duduk di sekolah dasar dulu, dia terpaksa dipindahkan ke sekolah lain karena beberapa teman dan guru disana keberatan dengan keberadaannya.

Berat bagi kami untuk bisa kembali melepaskan Aang ke sekolah seorang diri, bagaimana kalau Aang kembali dicekik, dipukul atau perlakuan lebih kasar lainnya?. Tapi haruskah dia berhenti sekolah? Aang baru saja bahagia karena bisa diterima di sekolah menengah pertama dengan semua kekurangannya. Kami tidak tahu apalagi yang bisa diperbuat untuk melindungi Aang, tidak ada.

Sejak pulang sekolah Aang diam termenung di dalam kamar, matanya bengkak karena menangis sambil menahan rasa sakit bekas pukulan temannya tadi. Namun, kami ingat kalau ada Tuhan yang senantiasa akan terus menjaganya dimanapun dan kapanpun. Meskipun kami tahu akan adalagi ujian berupa perlakuan dan ucapan buruk untuknya suatu hari nanti.

Selalu Ada Pelajaran Dibalik Setiap Peristiwa


Orang bilang bahwa akan selalu ada hikmah dan pelajaran di setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Begitu pula dengan apa yang terjadi pada Aang hari ini, walaupun ini sulit tapi kami harus berbesar hati untuk menemukan pelajaran yang Tuhan selipkan pada kejadian yang berhasil membuat seluruh keluarga hancur.

1. Semakin dekat dengan Tuhan

Kami percaya bahwa semua peristiwa dalam hidup ini terjadi dengan adanya izin dari Tuhan. Sesempurna apapun kita membuat rencana kalau tidak ada izin dari Tuhan tidak akan terjadi juga, begitupula yang terjadi pada Aang hari ini. Karena itu hal pertama yang bisa kami lakukan adalah berserah diri dan pasrah sepenuhnya kepada Tuhan.

Perasaan pasrah ini membuat kami terasa semakin dekat dengan Tuhan, selain itu pasrah membuat beban kami terasa lebih ringan. Apalagi tidak selamanya kami bisa melindungi Aang dengan baik. Walaupun tidak langsung, pelan-pelan seperti biasanya kami bisa menghadapinya begitupula dengan Aang semoga dia bisa lebih kuat dan tegar setelah kejadian ini.

2. Setiap kekurangan ada kelebihan

Memang tidak ada satu hal pun di dunia ini yang Tuhan ciptakan dengan sempurna. Begitupula dengan Aang dibalik semua kekurangan yang dia miliki, Aang adalah anak yang sholeh di usianya yang saat itu masih 6 tahun dia sudah rajin beribadah bahkan mengalahkan ibadah saudara-saudara lainnya. Aang sangat patuh kepada kedua orang tuanya, dia tidak pernah sekalipun menolak perintah dari siapapun.

3. Semakin kuat dan ikhlas

Bersedih sepanjang waktu tidak akan membawa manfaat bahkan kebaikan apapun kepada kami sekeluarga, semuanya akan terlewati. Semua ucapan dan perlakuan buruk akan bisa kami lewati dan membuat kami terpaksa untuk harus menjadi lebih kuat dan ikhlas lagi. Justru dengan adanya peristiwa yang menyakitkanlah kita bisa belajar menjadi manusia yang kuat, sabar dan ikhlas.

4. Kalau bukan di dunia semoga di akhirat nanti

Sebagai seorang muslim kami percaya dengan adanya kehidupan di akhirat nanti, janji Tuhan berupa surga bagi hambaNya yang Dia sayangi semoga bisa menjadi tempat yang membuat Aang mendapat kebahagiaan kelak. Aang bukan anak biasa, ibadahnya yang berbeda dengan anak-anak seumurannya membuat kami percaya dia sangat disayang Tuhan.

5. Belajar bersyukur

Memiliki anak yang berkekurangan bukan berarti kami jadi lupa untuk bersyukur kepada Tuhan, justru dengan bersyukur kami bisa menjadi menjalani hidup dengan bahagia. Kami tidak lagi mengeluh dengan kekurangan yang dimiliki Aang, justru bagi keluarga Aang adalah amanah dari Tuhan yang harus dijaga dengan baik.

6. Memiliki semua hal di dunia ini

Orang bilang bahwa ketakutan, gengsi, rasa marah dan ego adalah semua hal yang membuat manusia tidak akan memiliki apapun meskipun pada nyatanya mereka punya segalanya. Kehadiran Aang dalam keluarga dengan kekurangannya mengajarkan kami untuk belajar mengalahkan semua rasa takut, malu, gengsi, marah dan ego.

Om, Tante, Aang dan Adelia

Sebenarnya masih banyak lagi pelajaran dan hikmah yang kami sekeluarga peroleh dengan semua perlakuan, pandangan dan ucapan buruk orang-orang kepada Aang. Adanya kelebihan merupakan anugerah yang patut disyukuri, bukan untuk berbangga diri dan adanya kekurangan bukanlah hal yang harus ditangisi.

Mungkin saya saja yang terlalu lemah hingga menulis kesedihan ini di dalam blog namun saya ingin teman-teman yang membaca tahu kalau hidup anak-anak seperti Aang masih panjang dan penting bagi mereka untuk mendapatkan semangat bukan celaan. Belajar membawa dirinya saja mereka kesulitan, masihkah harus ditambah dengan perlakuan buruk?.

Ketahuilah, untuk kalian semua yang masih sering memandang buruk anak-anak yang memiliki kekurangan bahwa bukan keinginan mereka untuk bisa hidup dengan keadaan seperti itu. Andai bisa memilih, mereka pasti memilih untuk bisa hidup normal seperti anak-anak lainnya. Namun, Tuhan memilih mereka untuk mendapat kehidupan di dunia yang berbeda dan Aang salah satunya.

Tidak banyak yang kami inginkan, hanya satu saja semoga setiap langkahnya selalu dijaga Tuhan. Semoga teman-teman Aang dan orang-orang diluar sana bisa menerima Aang dengan semua kekurangannya. Bagaimanapun juga kami tidak bisa berbohong kalau rasa khawatir dan semua pertanyaan yang pernah memenuhi pikiran saya waktu itu masih sering menghantui.

You May Also Like

20 komentar

  1. Turut mengamini doanya...
    Lagi dan lagi tindakan kekerasan dialami Aang ya. Membacanya aja buat aku lemah, gimana keluarga yang merasakannya langsung ya.

    Ahh semoga selalu diberikan kekuatan dan kesabaran.Semangat Aang!

    BalasHapus
  2. Tetap semangat mba... saya selalu yakin setiap ortu yg di titipi anak berbeda pastilah ortu yg luar biasa kesabarannya... pelukkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga Om dan Tante saya senantiasa diberikan kekuatan dalam merawat juga menjaga Aang. :)

      Hapus
  3. Apakah pihak sekolah gak bertindak mbak? Mungkin ortunya bisa minta tolong ke pihak sekolah utk perlindungan dll

    Ikut ndoain ya, moga Aang selalu semangat belajar dan jd org sukses kelak aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tadi pagi, Om sudah pergi ke sekolah Aang untuk meminta perlindungan mbak. Aamiinn, terima kasih banyak mbak April atas doanya.

      Hapus
  4. Ya Allah...*sigh*

    Ikut mengaminkan doanya ya Dek. Semoga Aang dan orangtua serta keluarga diberi kekuatan dan kesabaran yang tak terbatas.

    Yang pasti, Allah tak pernah salah memilih. Dia anugerahkan Aang di keluargamu tentu dengan tujuan baik dan bertabur hikmah. Seperti yang sudah kau tuliskan. Semoga kesabaran kalian akan mendapatkan sebaik-baik balasan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, makasi super banyak ya mbak Rotun :)

      Hapus
  5. Kok ada ya anak sekejam itu. Swmoga jadi anak yang kuat ya, adik Aang. Jadilah anak yang hebat. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, seperti itulah mbak, Aamiinn. Makasi mbak doanya :)

      Hapus
  6. Ikut meng-Aamiin-kan ya mba, semoga ada hikmah dan rencana indahNya untuk Aang di kemudian hari. Semiga keluarga tetap sabar dan semangat :). Aang anak kuat dan hebat !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasi mbak Molly, semoga Aang senantiasa dilindungi Allah SWT.

      Hapus
  7. Sedih bacanya, ternyata bullying yang suka digembar-gemborkan pelarangannya masih ada dan banyak terjadi di sekitar kita. Aang pasti kuat. Semoga doa-doanya bisa dikabulkan dan ada rencana indah di suatu hari atas keadaan yang dialami Aang sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, rasanya jantung berhenti seketika pas tahu Aang dicekik gitu. Aamiinn, makasi mbak Ratna doanya :)

      Hapus
  8. insyaAllah Aang akan punya jalan cerita sendiri Mba...jalan yg akan menguatkannya.
    Semangat untuk Aang..semangat juga buat semua yg menyayanginya.
    Sayapun mendapat titipan "serupa" di keluarga..
    insyaAllah banyak hikmahnya

    BalasHapus
  9. Turut mendoakan atas doa2 terbaik. Dari foto Aang tampak seperti anak lelaki pada umumnya ya mba.
    Bullying memang harus ditindak tegas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, tapi separuh badannya memang tidak berfungsi :(

      Hapus
  10. sedih bacanya ;(. kenapa yaa ada orang2 yg ga bisa terima kalo temannya tidak sesempurna yg lain? bukannya malah bersyukur kalo dia dikarunia tubuh sempurna oleh TUhan, kok ya malah membully gitu :(.. masih anak2 aja udh membully begitu, aku ga kebayang besarnya nanti dia bkl seperti apa mbak.. apa orang tuanya ga pernah ngajarin ttg kasih sayang, simpati, empathy dll itu ya? :(

    moga aang ttp sabar ya mbak, dan nantinya bakal dibalas Allah semua kesabarannya...

    BalasHapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.