Sebuah Catatan Untuk Menjadi Ibu yang Baik

by - Kamis, April 13, 2017

Setelah melewati masa euforia karena mengetahui sedang hamil akhirnya saya pun masuk ke dalam fase lainnya yang cukup membuat saya kaget. Kaget? Iya, ternyata hamil tidak seindah bayangan saya sebelumnya dan tidak cukup bahagia dengan ucapan selamat serta doa yang diberikan teman-teman dan keluarga lainnya.

Pada awal-awal masa kehamilan kemarin saya mengalami mual muntah yang luar biasa sampai bobot badan saya turun 5 kg. Dulunya saya pikir mudah saja kalau hanya muntah dan mual tingal dikasih makanan dan minuman yang segar pasti sudah beres. Ternyata saya salah besar, semua jenis makanan dan minuman selalu berhasil membuat saya muntah.

Jujur, saya sempat ingin berhenti dan putus asa dengan kondisi yang seperti itu rasanya saya ingin menunda untuk hamil. Tapi, saya ingat lagi kalau inilah salah sau bentuk perjuangan menjadi seorang ibu. Memang kamu pikir menjadi seorang ibu itu mudah apa, Cha? Hehehe. Dari semua kesulitan yang saya alami akhirnya saya bertanya pada diri sendiri, “Sudah siap beneran ya jadi ibu?..”.



Sudah Siapkah Menjadi Seorang Ibu? 


Itulah pertanyaan besar yang selama ini ada di dalam benak saya. Diam-diam saya suka kepikiran takut saya belum siap menjadi ibu, takut nantinya tidak bisa memberikan contoh yang baik untuk anak saya dan semua ketakutan serupa lainnya. Satu hal yang menjadi alasan terberat adalah bagaimana kelak pertanggung jawaban saya dihadapan Tuhan tentang amanah anak ini.

Diberi kesempatan untuk hamil saja sudah sangat bersyukur dan bahagia terlebih kalau mengingat banyak perempuan diluar sana yang harus susah payah demi mendapatkan seorang anak dari rahimnya sendiri. Saat mengingat hal tersebut saya kembali tegar dan kuat, siap tidak siap saya harus tetap siap menjadi seorang ibu.

Semua persiapan saya lakukan untuk menyambut datangnya gelar baru tersebut. Mulai dari membaca semua artikel mengenai ibu dan anak, bagaimana merawat dan mendidik anak, bagaimana cara menjadi ibu yang baik serta tidak jarang saya banyak bertanya kepada teman-teman yang sudah berpengalaman mengenai ini.

Sebenarnya persiapan ini sudah saya lakukan jauh sebelum menikah dan dinyatakan positif hamil. Dulu, sekitar tahun 2010 berawal dari rasa penasaran dan iseng saya diam-diam memfollow akun parenting. Bukan cuma itu saja, bahkan saya serius ikut masuk ke dalam beberapa grup maupun komunitas parenting padahal waktu itu saya sendiri belum tahu akan menikah kapan? Hehehe.

Dulunya saya masih menjadi silent reader dan hanya aktif membaca artikel serta pengalaman anggota grup lainnya saja. Alhamdulillah, ternyata hal tersebut memberikan banyak manfaat baik kepada saya sejak menikah ini. Sekarang kembali saya membuka artikel-artikel itu dan membacanya lagi sejak masuk masa kehamilan.

Saya pun sebenarnya tidak terlalu kaget dengan semua fase kehamilan yang sudah dan akan dijalani nantinya. Karena bisa dikatakan saya kenyang teori tapi minim praktek dan benar saja kalau teori belum sempurna tanpa prakteknya langsung. Namun setidaknya saya sudah mempersiapkan mental jauh sebelumnya dan itulah yang menjadi nilai lebih.

Jadi, kalau ditanya sudah siapa atau belum menjadi seorang ibu maka saya jawab harus siap. Meskipun terkadang muncul semua rasa takut dan khawatir tapi saya tidak mau kalah dengan rasa takut yang berlebihan. Tuhan sudah memilih saya untuk diberikan amanah ini jadi itu artinya saya memang sudah siap menerimanya.

Beberapa Hal yang Mulai Saya Ubah Sebagai Persiapan Menjadi Ibu


Setelah membaca semua pengalaman teman-teman dalam beradaptasi menjadi seorang ibu ternyata saya harus mengubah beberapa kebiasaan demi menjadi ibu yang baik. Saya percaya kalau pengalaman orang-orang dulu adalah pembelajaran terbaik dan saya tidak boleh mengulangi kesalahan yang pernah mereka lakukan.

1. Menjadi Ibu Merupakan Perjalanan Panjang

Sejak kita melahirkan anak kita maka sejak itulah perjalanan panjang menjadi seorang ibu dimulai. Tidak bisa berhenti, tidak bisa ditolak dan tidak bisa lari dari semua itu maka penting bagi saya untuk memupuk rasa sabar sejak sekarang. Saya ini tipe perempuan yang kesabarannya suka limit, apalagi kalau ada sesuatu yang mengesalkan di depan mata saya bisa hilang sabar.

Menyadari hal tersebut saya mulai melatih kesabaran, misalnya saat sedang mual dan muntah saya berusaha untuk tidak mengeluh dan mencoba menikmati masa-masa tersebut. Saya terus-terusan mensugesti diri bahwa saya harus bisa sabar, pasrah dan ikhlas menghadapi berbagai keadaan sulit karena nanti akan banyak tantangan juga ujian lainnya sebagai seorang ibu.

Baca Juga : Hal Menyenangkan dan Kurang Nyaman Di Awal Kehamilan

2. Mempersiapkan Mental dan Memahami Diri Sendiri

Saya percaya kalau hanya saya sajalah yang paling kenal dan paham dengan diri sendiri. Oleh sebab itu saya sering melakukan perenungan untuk mencoba mengenali diri sendiri lebih jauh lagi. Menerima semua kekurangan dan bersyukur dengan kelebihan yang saya miliki. Tidak disangka cara tersebut cukup ampuh untuk mengontrol emosi saya lho.

Menjaga mental untuk selalu stabil karena saya sering mendapati seorang ibu yang hampir tidak waras karena mengurus anak dan rumah. Ini salah satu poin penting yang harus saya perhatikan, berbicara tentang mental saya pikir jalan keluarnya adalah memasrahkannya kepada Tuhan. Tanpa bimbingan dariNya saya pasti tidak akan mampu menjaga mental supaya tetap waras kelak.

3. Belajar Bersikap Fleksibel, Tanggap dan Anti Perfeksionis

Saya sadar bahwa ketika nanti sudah menjadi ibu saya akan melakukan banyak pekerjaan yang bukan untuk kepentingan diri sendiri saja. Jadi nanti saya tidak boleh heran kalau dihadapkan pada keadaan dimana saya sedang serius mengerjakan sesuatu tapi tiba-tiba anak minta nenen, anak sedang rewel atau anak tiba-tiba poep.

Penting bagi saya untuk belajar fleksibel, tanggap dan anti perfeksionis. Ketiga hal tersebut akan benar-benar saya butuhkan untuk bisa melewati keadaan yang mungkin agak mengesalkan. Jadi, saya harus berhenti bersikap perfeksionis dan super ribet supaya terbiasa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Menjadi perempuan sekaligus ibu yang multitasking demi anak.


4. Berhenti Bersikap Egois dan Belajar Memahami

Akhir-akhir ini saya sedang asyik belajar memahami orang lain mulai dari keinginan, keegoisan, kesedihan, sampai keangkuhan mereka. Saya belajar mengapa mereka begitu? Bagi saya hal ini penting karena dengan belajar memahami orang lain saya belajar untuk bisa menjadi bijaksana, belajar mengikis ego yang ada dalam diri.

Saya juga belajar untuk lebih banyak mendengarkan daripada asyik melontarkan pendapat dan keinginan. Ya, belajar menahan untuk tidak memotong orang lain saat sedang berbicara dan belajar menahan untuk tidak menceritakan semua hal yang saya ketahui. Ternyata cara ini cukup ampuh membuat saya tidak sering mengeluh dan malahan sekarang lebih sering bersyukur.

5. Melatih Hati Untuk Memiliki Rasa Cinta dan Kasih Sayang yang Tidak Terbatas

Sadar bahwa manusia akan selalu nyaman bila mendapatkan cinta dan kasih saya maka darisana saya belajar untuk melatih hati. Anak-anak akan tumbuh dengan rasa cinta dan kasih sayang dari ibunya, adalah hak mereka untuk mendapatkan keduanya. Saya melatih hati dengan banyak mengingat Tuhan, karena dengan mengingatNya hati kita akan menjadi tenang.

Nah, saat hati sudah tenang itulah kita bisa menyerap rasa cinta dan kasih sayang yang lebih banyak lagi. Saya percaya anak-anak yang tumbuh dengan rasa cinta dan kasih sayang yang cukup akan menjadi pribadi yang baik di masa depannya. Mulai sekarang saya berlatih untuk berhenti membenci apalagi menyimpan dendam pada orang lain.

6. Tidak Ada Manusia Sempurna Begitu Juga Dengan Ibu yang Sempurna

Tidak ada ibu yang sempurna di dunia ini, yang ada hanyalah ibu yang berusaha untuk menjadi sempurna bagi anak-anaknya. Semua ibu di dunia ini rela mempertaruhkan apapun yang mereka miliki demi anak termasuk nyawa sekalipun. Saya menyadari hal tersebut, sehebat apapun saya berusaha pasti suatu saat saya akan berbuat salah.

Seorang ibu tetaplah manusia biasa, tugas saya sekarang adalah menguatkan diri untuk tidak berhenti belajar. Saya tidak mau kelak anak saya menjadi korban ketidak tahuan saya, korban kemalasan diri saya yang tidak mau berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

7. Kelak, Berapapun Sulitnya Inilah Jalan Hidup Saya

Saya tahu akan ada banyak kesulitan yang akan saya hadapi dalam menjadi seorang ibu. Mulai dari rasa lelah, bosan, marah, kesal, kecewa akan saya temui nantinya. Maka dari sekarang saya harus sadar bahwa berapapun sulitnya inilah jalan hidup yang dipilihkan oleh Tuhan. Inilah yang terbaik dan inilah nikmat Tuhan untuk saya.

Pasrah dan berdoa kepadaNya adalah pilihan terbaik untuk bisa selalu kuat menjalani semuanya. Saya akan menjadi seorang ibu, saya akan menjadi dunia bagi anak saya, menjadi tumpuan hidup mereka dan saya akan sangat dibutuhkan oleh anak-anak saya kelak. Garis hidup seseorang sudah ditetapkan dan menjadi seorang ibu adalah takdir terindah bagi semua perempuan di dunia ini.

You May Also Like

17 komentar

  1. Semangat terus mak Riskaaaa, mak Riska mah pasti bisa banget menjadi ibu yang baik.. Semangat ya maaaak <3

    BalasHapus
  2. Sama mba, saya jga menjalani itu semua, dan memang nggak mudah menjadi ibu sampai detik ini saya masih juga belajar dan terus belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi ibu memang nggak boleh berhenti belajar ya mbak. :)

      Hapus
  3. Kalo lagi sebel sama mual muntahnya, coba baca blog aku *malah promosi, hihi* tentang perjuangan untuk bisa hamil. Siapa tahu jadi tambah semangat. Aku malah kangen nih sama si mual muntah. Tapi kayaknya belum dikasih waktu yang tepat sama Yang Di Atas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat ya mbak, semoga segera dikasih kesempatan lagi ;*

      Hapus
  4. Dijalani saja mbak,saya malah ujuk2 dikasih rezeki anak di tahun ke 5.setelah bener2 pasrah, eh tak taunya hamil hehe.....sekarang jadi ibu,alhamdulillah....Dijalani aja,dibuat enjoy..
    sehat2 ya bumil cantik^^

    BalasHapus
  5. Semangat terus dan selalu sabar mba, nanti akan terbayarkan dengan kehadiran si kecil, memang tidak mudah, panjang prosesnya...
    Tetap semangat menjadi ibu yang baik ^^

    BalasHapus
  6. salah satu yang bikin rada keki kalau mau nambah momongan tu pas hamil muda. wuiih sesuatu banget pokok e. sebisa mungkin dibuat happy deh mbk. semua kan berawal dari pikiran kita sendiri. semangat semangat. btw keren oiii udah belajar parenting jauuuuuh sebelum2nya.

    BalasHapus
  7. ya memang benar mbak kalau mau menjadi seorang ibu juga harus menempuh perjalanan yang sangat panjang dan perlu kesabaran yang luar biasa untuk menjadi ibu yang hebat bagi anak-anaknya.

    BalasHapus
  8. Ahhh suka poin terakhir, bijak banget. Sy jg dulu mpe masuk rs karena hyper emesis, gak bs makan selama 2 minggu cm bisa minum susu, akhirnya hrs opname karena denyut jantung bayi melemah kurang asupan

    BalasHapus
  9. Menjadi Ibu itu excited banget, dan penuh kejutan, enjoy aja Shay, bagaimanapun naluri ibu akan mengalahkan segalanya.

    BalasHapus
  10. menjadi ibu itu..luar biasa..semua raasa berkumpul..senang, sedih kalo anak sakit, kecewa saat tak bisa menjadi sempurna, lelah..subhanalla deh pokonya..hanya mengingat keutamaannya saja biar jd obat untuk rasa yg tidak enak :)

    BalasHapus
  11. Halo Riska salam kenal :)

    Akupun awal kehamilan berkali-kali nanya ke diri sendiri, aku siap ga sih? tapi natural aja kok insting ibu bisa mencintai anaknya dengan luar biasa dan berubah menjadi sosok yang kuat :)

    BalasHapus
  12. waw artikelnya luar biasa sekali cocok bagi para wanita yang ingin menjadi seorang ibu.....

    BalasHapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.