Hal-Hal Terbaik di Tahun 2016

by - Senin, Desember 26, 2016

Waktu berjalan lebih cepat dari yang sering kita duga, begitu pula waktu yang ada di tahun 2016 ini. Tidak terasa ya sekarang kita semua berada di penghujung tahun 2016, tahun yang telah memberikan banyak warna dalam hidup saya juga mungkin dalam hidup teman-teman sekalian. Banyak orang bilang kalau sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuat resolusi tahun depan, apa yang ingin kita wujudkan di tahun depan serta bagaimana cara mewujudkannya.

Namun tidak dengan saya, sekarang ini saya sedang asyik mengingat-ingat kembali semua kejadian yang sudah saya lalui di tahun ini. Tahun 2016 bagi saya adalah tahun yang paling spesial dan banyak sekali memberikan pelajaran hidup yang baru. Kalau pengalaman bagaimana ? jangan ditanya lagi, ada banyak pengalaman baru dan tidak terlupakan sepanjang tahun kemarin.

Sesuatu yang telah lewat bukan hanya menjadi kenangan tapi juga sesuatu yang patut untuk disimpan rapi agar kembali bisa diingat suatu saat kelak. Oleh sebab itu, kali ini saya menulis semua pengalaman yang tidak terlupakan supaya saya mudah untuk kembali megingatnya. Mulai dari kejadian yang sangat membahagiakan hingga kejadian yang mampu membuat saya menangis sesegukan sampai sulit berhenti. :D



Cerita Perjalanan dan Pengalaman Hidup di Tahun 2016


Hidup tidak sesederhana yang sering orang lain katakan, hidup sendiri terbentuk dari berbagai macam kejadian yang sudah Tuhan tentukan untuk saya. Pada setiap kejadian tersebut selalu ada pelajaran yang bisa dipetik, meskipun tidak semua kejadian dalam hidup bisa saya terima begitu saja. Tidak jarang saya pernah mengeluh, “Kenapa harus aku yang mengalaminya ?..” namun begitulah hidup, Tuhan sudah menentukan yang terbaik dan sesuai kehendakNya.

Hidup memang tidak selalu menjanjikan sebuah kebahagiaan bagi setiap orang namun Tuhan tidak pernah meminta kita para hambaNya untuk berputus asa dari pertolongan, kebaikan serta rahmatNya. Setiap orang terlahir membawa cerita hidup dan takdirnya sendiri. Tahun 2016 bukanlah waktu yang sebentar untuk bisa dilalui dengan selalu merasa bahagia sepanjang waktu.

1. Cerita penuh perjuangan di awal tahun 2016

Memiliki pasangan dan bisa hidup dengan dia yang kita cinta adalah sebuah keinginan semua orang. Begitu juga dengan saya, setelah lama sekali menjalani masa-masa sendiri akhirnya Tuhan berbaik hati dengan menghadirkan Mas Raden dalam hidup saya. Orang yang sama sekali tidak pernah terpikir akan menjadi pelabuhan terakhir.

Bahagia tiada terkira saat itu, bahkan sampai sekarang pun saya masih bisa merasakan kebahagiaan itu. Namun ternyata untuk bisa mendapatkan kebahagiaan itu sepenuhnya kami berdua harus melewati masa-masa sulit. Iya, awal bulan Januari adalah penentu apakah hubungan kami akan terus berlanjut atau berakhir begitu saja. Keluarga saya memaksa untuk mendatangkan kedua orang tua Mas Raden ke rumah, “Kalau dia serius sama kamu, dia harus bawa orang tuanya ke rumah..!” permintaan mama yang paling saya ingat waktu itu.

Segala macam cara kami lakukan sampai suatu hari saya dan suami pergi ke Lamongan untuk meminta mbak dari suami membujuk bapak mertua agar mau main ke rumah awal Januari lalu. Semua sepupu kami minta bantuan untuk bisa meluluhkan hati bapak mertua, kalau tidak saya akan dijodohkan dengan orang lain (Meskipun saya tahu betul orang tua saya tidak akan tega melakukannya).

Karena kami masih berjodoh akhirnya, bapak mertua datang ke rumah saya untuk silaturahmi. Seketika itu saya bisa meredam keinginan mama yang sangat ingin agar kami berdua segera menikah. Setidaknya kami punya waktu lebih banyak dengan telah meyakinkan hati mama kalau keluarga Mas Raden menyetujui hubungan kami dan tidak berniat untuk main-main.

2. Memutuskan untuk berhenti bekerja

Setelah kami berhasil mendatangkan keluarga Mas Raden ke rumah bukan berarti masalah selesai begitu saja. Setiap hari saya harus meyakinkan mama bahwa Mas Raden serius berhubungan dengan anak semata wayangnya ini. Waktu itu saya sedang giat-giatnya belajar ngeblog, jadi setiap pulang kerja saya menyempatkan waktu untuk belajar ngeblog di rumah Mas Raden.

Hampir setiap hari saya datang untuk belajar ngeblog dan menulis di website, sampai saya menemukan sebuah kenyamanan di dunia blogger. Tawaran demi tawaran pekerjaan berdatangan melalui email yang saya miliki. Hingga saya memutuskan untuk berhenti bekerja dari pekerjaan yang sudah saya jalani selama 5 tahun tersebut.

Berhenti bekerja merupakan salah satu kejadian yang tidak terlupakan dalam hidup saya di tahun 2016 kemarin. Awalnya orang tua saya merasa keberatan dengan keputusan itu, tapi akhirnya saya kembali berhasil memberikan penjelasan yang bisa diterima oleh bapak dan mama. Mas Raden berperan besar dalam keputusan saya untuk berhenti bekerja, dia yang meyakinkan saya sehingga berani mengambil keputusan tersebut.

Baca Juga : 9 Perabot Kantor Bikin Kamu Kangen Setelah Resign

3. Menjadi seorang Blogger

Entah sudah pantas atau belum saya menerima sebutan sebagai seorang blogger, sampai detik ini saya terus belajar dan mengasah kemampuan saya dalam menulis. Selepas berhenti dari pekerjaan bulan April lalu, saya akhirnya fokus menulis dan mengikuti banyak event. Tawaran pekerjaan pun datang secara rutin sehingga saya bisa membeli sesuatu dari penghasilan menulis di blog.

Menjadi blogger adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan sampai sekarang pun saya menikmati profesi baru ini. Saya bekerja sesuai dengan hobi, kebetulan juga Mas Raden meminta saya untuk stay di rumah jika sudah menikah nanti. Menjadi seorang blogger membuat saya banyak bertemu teman baru, komunitas baru, bebas bekerja dimana saja terutama di dalam rumah dan saya bisa jalan-jalan gratis karena menjadi seorang blogger.

4. Kembali Mama meminta untuk segera menikah

Sering kali saya dan Mas Raden berselisih paham karena mama memaksa untuk segera menikah. Sampai di malam terakhir bulan Ramadhan Mama akhirnya berdebat cukup serius dengan Mas Raden. Saat itu saya benar-benar dilema untuk memilih salah satu dari mereka, patuh pada perintah mama untuk segera menikah atau akan kehilangan dan berpisah dengan Mas Raden.

Waktu itu saya benar-bebnar putus asa dan ingin mundur saja, tapi Mas bukan orang yang mudah menyerah. Dia memiliki keyakinan kuat kalau kami berjodoh dan benar saja Tuhan mulai ikut campur dalam masalah kami yang tidak menemukan jalan keluar. Singkat cerita akhirnya keluaga Mas Raden terutama bapak memberi izin pada kami untuk menikah segera.

5. Akhirnya, kami menikah pada bulan September

Mendengar kabar dari Mas Raden kalau kami akan menikah tidak sabar saya meneruskan kabar bahagia tersebut kepada ke dua orang tua saya. Mereka senang dan sangat bersykur akhirnya terbukti sudah kalau Mas Raden memang serius dengan saya. Proses menuju pernikahan pun tidak semudah membalikkan telapak tangan.

1,5 bulan adalah waktu yang pendek untuk bisa mempersiapkan pernikahan, hingga ijab kabul bisa terucap sempurna pada pertengahan bulan September kemarin. Waktu itu rasanya super lega, akhirnya kami menikah setelah banyak ujian external untuk hubungan kami. Saya dan Mas sendiri sangat jarang memiliki masalah berdua, hampir tidak pernah bertengkar, itulah kami berdua.

Baca Juga : Akhirnya, Kami Resmi Menikah!

6. Menikah dengan biaya sendiri

Menikah adalah mimpi semua orang tapi menikah dengan biaya sendiri adalah cita-cita kami sejak awal pacaran. Itu juga menjadi alasan kenapa kami menunda waktu untuk menikah supaya ada banyak kesempatan untuk mengumpulkan biaya pernikahan. Namun ternyata kami menikah lebih cepat dari waktu yang direncanakan.

Waktu itu tabungan kami hanya cukup untuk membiayai acara lamaran dan akad nikah saja, untuk pesta resepsi sudah tidak cukup. Jadi semua biaya lamaran, mulai dari membeli semua seserahan dilakukan berdua. Sewa masjid, menyediakan makanan untuk acara akad nikah dan cicin nikah juga dibeli berdua tanpa bantuan keluarga.

Sebenarnya kami berencana untuk tidak mengadakan resepsi pernikahan tapi kedua keluarga memaksa untuk tetap diadakan resepsi setelah akad nikah. Akhirnya kami menurut saja dengan keinginan mereka dan tepat setelah dua hari diadakan akad nikah, pesta resepsi dilakukan di salah satu gedung pertemuan di Kota Bangkalan.



7. Menikah dan menjadi istri

Seminggu setelah acara resepsi usai saya resmi dibawa suami ke rumahnya sendiri. Mulai saat itu saya berpisah dengan orang tua, tidak tinggal bersama dan status saya pun berubah menjadi istri bukan lagi pacar. Rasanya bagaimana ? bahagia dan banyak hal baru yang tidak terduga sebelumnya. Beradaptasi dengan keadaan lingkungan sekitar, mengenal suami lebih dekat lagi, bertanggung jawab dengan keputusan yang dibuat bersama dan hidup bersama.

Saya sendiri masih belum menyangka kalau di tahun 2016 ini resmi mengakhiri masa lajang dan menikah dengan orang yang saya sayangi bukan karena dijodohkan. Rasanya seperti sebuah prestasi sendiri dalam hidup, saya punya cerita cinta yang bisa saya ceritakan ke anak cucu kelak, hihihi. Hebatnya lagi saya menikah dengan laki-laki yang pernah sangat saya benci sebelumnya, juara!.

8. Berpisah dengan orang tua

Mungkin bagi orang lain berpisah rumah dengan orang tua bukanlah hal yang sulit dan tidak pantas untuk dibesar-besarkan apalagi didramatisir. Tapi tidak dengan saya, berpisah rumah dengan orang tua adalah kejadian yang paling menyedihkan dalam hidup. Sekitar 2 bulan lamanya saya banyak menangis karena rindu dengan bapak mama di rumah, padahal jarak rumah suami dengan rumah orang tua tidak sampai 2 km saja, Lebay ya ? biarlah, hahaha.

Tapi karena berpisah dengan orang tua inilah saya benar-benar belajar bertanggung jawab, belajar untuk lebih dewasa lagi dan yang paling terasa adalah belajar bertetangga tanpa nama orang tua. Kami dituntut untuk tidak lagi bersikap kekanak-kanakan terlebih jika kelak kami sudah diberikan anak-anak. SElain itu karena berpisah rumah dengan orang tua saya bisa berlatih untuk siap jika kelak bapak dan mama pergi selamanya.

Baca Juga : Belajar Hidup Bertetangga dan Mandiri Bermasyarakat

9. Memiliki teman-teman baru

Salah satu kejadian terbaik di tahun 2016 adalah memiliki teman-teman yang baru, sejak aktif menjadi seorang blogger dan ikut berbagai event membuat saya banyak bertemu dengan teman-teman baru. Sungguh, teman adalah anugerah terbaik yang diberikan Tuhan setelah rasa sehat. Sebagai sesama blogger tidak jarang kami saling membantu untuk bisa mendapatkan job.

Bukan hanya job tapi juga pengalaman dan pelajaran baru yang sudah saya dapatkan dari mereka semua. Dari mereka semua saya juga belajar cara beradaptasi dan mengerti orang lain, belajar untuk bisa menjadi teman yang baik serta menyenangkan.

10. Hal terbaik adalah menjadi istri R. Triyanto Saputra

Hampir dua tahun saya bersama-sama dengan suami, mengenal semua kekurangan juga kelebihannya. Suami saya ini orang yang baik dan sangat baik, meskipun dia memiliki sifat “Cengengesan” tapi hatinya sangat lembut. Bagi teman-teman yang lama mengenal suami saya pasti tahu betul dengan sifatnya ini.

Foto Pertama Kami

Mas Raden paling senang kalau sudah bisa membantu orang dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Di blog ini saya cukup sering menuliskan kebaikan tentang suami saya, bukan bermaksud untuk pamer tapi ini adalah cara saya untuk bisa bersyukur memiliki teman hidup seperti dia. Bukan tanpa kekurangan, suami saya juga punya kekurangan semua itu wajar karena dia tetap manusia biasa.

Bagaimana pun tahun 2016 kemarin sudah memberikan banyak sekali kejadian dan pengalaman hidup yang bukan main-main. Menutup tahun saya hanya berharap untuk bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik, pribadi yang lebih siap untuk menjalani semua cerita hidup yang akan datang dan menerima dengan penuh pasrah kepada Tuhan baik itu kejadian yang menyenangkan bahkan kejadian yang tidak menyenangkan.

Terima kasih 2016, semoga ditahun 2017 bisa kami lewati dengan cerita hidup yang penuh warna lagi.

You May Also Like

16 komentar

  1. Perjuangannya gak sia-sia ya, Mbak? ^_^ Banyak pelajaran dipetik dari tahun kemarin. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak. Alhamdulillah akhirnya bisa nikah juga. :D

      Hapus
  2. waktu menikah pun dulu saya menggunakan biaya sendiri, karena saya sadar, ayah saya sudah tidak ada dan ibu saya tdk mungkin membiayai pernikahan saya karena ibu saya hanya menerima uang pensiunan dari ayah saya yg sdh meninggal. Merasa bahagia dan bangga, karena saya bisa tdk merepotkan ibu saya dari segi biaya :) Semoga di th 2017 akan lebih baik lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow, itu luar biasa banget mbak. Kepergian salah satu dari orang tua saja sudah mengiris hati rasanya. Apalagi sampai nikah dengan biaya sendiri, salut buat mbak Santi. :)

      Hapus
  3. Semangat, Mbak Riska! :D Macam2 petualangan udah menanti Mbak di tahun depan. Hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihihi, semangat untuk kita semua ya mbak :D

      Hapus
  4. Aamiin ... ^_^ Semoga di tahun depan bisa ketemuan sama Mbak. ^_^

    BalasHapus
  5. Tahun 2016 tahun yang manis buat Mbak Riska, ya. Tentang rezeki menikah dan terjun ke dunia blog. Semangat ngeblognya! :)

    BalasHapus
  6. Wah tahun 2016 banyak lompatan besar ya, Mbak. Semoga tahun 2017 lebih banyak surprise yang menyenangkan.

    BalasHapus
  7. Canteeek banget ris, sumprit..btw ini brarti baju adat khas madura ya

    BalasHapus
  8. Dramanya mirip tapi kalo aku sama papa sebagai anak semata wayang emang rada drama memutuskan menikah di usia yang keduanya sama2 masih muda... Tapi bahagia luar biasa ketika sudah sah.. Nah untuk pisah dengan orang tua bagiku sudah terbiasa karena merantau... nah pas bikin kartu keluarga baru pas nama aku di coret dari kartu keluarga orang tua,, malemnya langsung nangis... huhuhu... semangat terus ya.... kehidupan selalu berjalan berputar...suatu saat nanti kita juga akal jadi mama dan papa yang drama pas anaknya mau nikah hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku paling down itu pas harus keluar dari rumah buat ikut suami, sedihnya kebangetan :(

      Hapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.