Belajar Menjadi Perempuan yang Berbeda

by - Kamis, April 06, 2017

Sudah bukan lagi rahasia umum kalau bagi kaum perempuan semua hal dinilai, dikritik, diam-diam jadi bahan omongan hingga akhirnya bawa perasaan. Lain halnya dengan kaum laki-laki yang lebih berpikiran praktis dan jarang bawa perasaan. Benarkah demikian? Hehehe, hal ini juga sering jadi perbincangan antara saya dan suami.

Hampir tidak terhitung lagi sudah berapa kali beliau mengingatkan saya dalam bergaul sesama perempuan. “Hati-hati kalau lagi komunikasi sama teman-teman perempuanmu, nggak semua bisa memahami maksud dan tujuannmu..” kira-kira seperti itu yang selalu suami pesan saat saya akan berkumpul dengan teman-teman maupun saudara-saudara perempuan.

Sebenarnya kalau kita ingat-ingat lagi hampir kebanyakan perempuan yang sedang berkumpul itu pasti lagi asyik membicarakan sesuatu. Awalnya obrolan mereka santai tapi tidak jarang juga berubah menjadi bawa perasaan dan saling berpikiran negatif saat tidak lagi satu pikiran atau pendapat. Saya sendiri sering mengalami dan melihat langsung keadaan yang seperti itu.

Ujung-ujungnya pasti cerita dengan teman yang satunya lagi, dengan alasan mencari dukungan dari teman lain yang satu pikiran dengan saya. Tapi kalau dirasa-rasa lama kelamaan saya bukan lagi mencari hal yang sependapat tapi berakhir dengan menceritakan keburukan teman yang lain pendapat dengan saya.


Namun itu dulu, jauh sebelum saya merasakan sendiri rasanya berselisih paham dengan teman yang pernah saya ceritakan keburukannya kepada orang lain. Rasanya sungguh tidak enak bila kita ada selisih paham dengan teman, apalagi perempuan pasti selalu bawa perasaan. Sejak itu juga kalau ada sesuatu yang kurang sreg biasanya saya cerita kepada mama, dijamin rahasia aman.

Sekarang setelah menikah semua hal yang menurut saya aneh dan menjadi pertanyaan besar dalam pikiran selalu saya ceritakan kepada suami. Alhamdulillah, dikasih suami yang sabar mendengarkan curhatan istrinya. Kalau cerita ke suami lebih enak dan nyaman selain itu beliau sering membantu saya dalam menilai sebuah keadaan dan tidak jarang membantu memberikan solusi.

Belajar Menjadi Perempuan yang Berbeda


Kalau dihitung sudah banyak sekali curhatan saya kepada suami, sampai akhirnya beliau menyarankan saya untuk menjadi perempuan yang berbeda dengan yang lainnya. Berbeda bagaimana? Maksud beliau disini adalah saya dituntut menjadi perempuan yang memiliki banyak wawasan, pengalaman dan dewasa.

Karena itulah dari dulu semenjak jaman masih pacaran suami saya selalu menyuruh saya untuk belajar banyak hal, bertemu teman-teman baru, masuk ke dalam lingkungan yang baru dan belajar menyesuaikan diri. Hal tersebut supaya saya bisa melatih mental dan kedewasaan saya, karena nantinya suami tidak selalu ada untuk saya.

Ada kalanya saya harus bisa menyelesaikan masalah saya sendiri dan menghadapi keadaan yang sulit sendiri. Terpenting lagi supaya saya bisa dewasa dan bijak saat berhadapan dengan banyak jenis karakter orang. Jujur saja awalnya sulit sekali untuk bisa menjadi pribadi yang dewasa sampai sekarang pun saya terus belajar dan dibimbing suami.

Hal-hal apa saja yang saya latih dalam diri supaya memiliki mental yang kuat dan menjadi pribadi yang dewasa?. Berikut saya tuliskan satu persatu mulai dari contoh kecilnya ya.

1. Stop Membuat Status di Media Sosial Saat Hati Sedang Tidak Nyaman.

Di jaman canggih seperti saat ini dimana semua aktivitas sehari-hari kita banyak lakukan di media sosial kerap memberikan pengaruh berbeda dalam hidup saya. Dari hal sepele seperti membuat status saya usahakan tidak menulis karena ingin menyidir teman-teman dunia maya, tidak akan pernah saya tulis hanya untuk membicarakan keburukan teman apalagi menulis kehidupan yang paling pribadi.

2. Belajar Mencari Sudut Pandang Lain Saat Sedang Dalam Perdebatan.

Namanya juga manusia pasti akan ada dalam keadaan dimana kita berbeda pendapat dan keinginan. Nah, saat itulah saya memilih untuk diam dan berpikir mencari sudut padang lain serta berusaha memahami keinginan, keegoisan, kesombongan, serta kebahagiaan orang lain.

3. Belajar Untuk Tidak Terlalu Cepat Mengambil Kesimpulan.

Sering kali sebagai perempuan saya terlalu cepat mengambil kesimpulan dari sebuah keadaan dan masalah yang ada. Ternyata hal tersebut tidak baik, saya belum terlalu paham dengan masalahnya tapi ujug-ujug sudah ambil keputusan karena sedang bawa perasaan.

4. Menghidari Sekali Perkataan Kasar yang Menyakiti Orang Lain.

Saya selalu belajar dan percaya bahwa ketika kita memilih untuk sabar bukan berarti kita kalah. Selain itu saya punya prinsip kalau semua hal yang terjadi di dunia ini pasti dengan ijin Allah melalui kesalahan dan kekhilafan manusianya. Karena itulah saya berusaha untuk tetap tenang jangan sampai terlontar ucapan buruk dari lisan saat sedang marah.

5. Menyalurkan Hobi dan Bakat Ke Arah Positif.

Kalau dipikir-pikir daripada waktu dan energi saya terbuang percuma karena mengikuti nafsu yang tidak baik maka saya lebih memilih untuk melakukan aktvitas yang positif. Terlebih lagi saat ini saya sedang hamil, pasti akan berpengaruh ke janin yang saya kandung. Oleh karena itu saya lebih memilih untuk mengaji, membaca artikel positif, menulis di blog, menonton video di You Tube, mengobrol dengan suami dan berolahraga.

6. Menepis Pikiran Negatif.

Ada yang bilang kalau kita harus adil sejak dalam pikiran, bukan karena sedang terbawa perasaan jadinya kita mudah berpikir negatif kepada orang lain. Saya sekuat tenaga berusaha menepis semua pikiran negatif dan memilih untuk berpikiran baik atau mengikhlaskan sesuatu yang menyakitkan jika itu memang benar terjadi.

7. Belajar Memaklumi Keadaan Orang Lain.

Hal ini yang saya pelajari dari suami, beliau tipe orang yang Maklumable mudah sekali memaklumi sikap buruk orang lain. Kalau orang lain berbuat jahat kepada kita maklum saja mungkin ada hal dalam hidupnya yang membuat mereka tertekan sehingga bersikap buruk kepada kita. Keadaan setiap orang kan berbeda-beda.

8. Tidak Lupa Untuk Selalu Bahagia.

Hidup rasanya belum sempurna dan tidak akan bernilai jika tidak ada ujian yang menyertai. Setiap orang yang ada di bumi ini memiliki jatah ujian sendiri dari Tuhan tergantung setiap orangnya mau menyikapi bagaimana? Kalau saya dan suami banyak memilih untuk bersyukur bagaimanapun keadaannya. Rasa syukur itulah yang membuat kami bisa merasa selalu bahagia meskipun dalam keadaan sulit.

9. Belajar Untuk Menyayangi Sesama.

Tuhan yang Maha Esa berpesan bahwa jika kita menyayangi semua mahluk yang ada di bumi maka semua mahluk di langit akan menyayangi kita. Dimulai dengan menyayangi diri kita terlebih dahulu barulah kita bisa menyayangi orang lain. Kalau kita sudah sayang pastilah kita akan jauh dari perasaan iri, sombong, buruk sangka dan niatan untuk menyakiti.

Baca Juga : #MemesonaItu Mencintai diri Sendiri

10. Berdamailah dan Maafkanlah!

Poin terakhir adalah berdamai dan memaafkan orang yang pernah berbuat salah kepada kita. Jangan sampai satu kesalahan mereka menutupi seribu kebaikan yang pernah mereka lakukan kepada kita. Jangan biasakan hati dan pikiran kita diisi dendam dan pikiran buruk yang sering jatuh kepada sikap tidak adil.

Well, itulah hal-hal yang sampai sekarang Insya Allah saya berusaha terapkan dalam hidup supaya saya bisa menjadi perempuan yang berbeda. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi karena hidup sejatinya tidak selamanya karena itu saya tidak ingin memandang semua yang terjadi terlalu dianggap serius.

Selain itu saya juga tidak mau terlalu bawa perasaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Saya ingin menjalani hidup dengan memandang bahwa semuanya sudah digariskan oleh Tuhan. Tidak ingin memaksakan keinginan saya untuk selalu dituruti dan belajar kalau ternyata tidak semua orang menyukai kita.

Tapi percayalah saya berusaha untuk selalu menyayangi kalian semua. :)

You May Also Like

14 komentar

  1. Yip menjadi perempuan juga harus memiliki sikap ya. Tidak mengikuti arus juga.

    BalasHapus
  2. Kadang, yang suka mengkritik perempuan justru perempuan sendiri. Seolah semua orang harus sama dengannya. Padahal berbeda dalam arti menjadi lebih baik, kenapa nggak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perempuan mengkritik karena merasa berbeda dari dirinya. Biasanya begitu mbak.

      Hapus
  3. Terutama yang nomor satu. Mesti perhatian banget ya. Ada jejak digital kita disana. Orang akan dengan membuat kesimpulan pribadi kita hanya dengan membaca status tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak dan sedihnya lagi orang-orang malah lebih senang menilai dari semua hal yang kita posting di media sosial.

      Hapus
  4. Betul pake banget mba, lebih baik cerita sama suami klo sama teman perempuan duh klo baper dikit langsung dah kek ember bocor. Maleslah lagi.
    Sepakat sama semua tipsnya mba apalagi yang nomer satu, saya sudah ga mau menggambarkan isi hati lewat status dimedia sosial bukannya menyelesaikan malah justru menjadi runyam :/

    BalasHapus
  5. Sama menahan diri... menahan diri untuk tidak masuk ke lingkaran yang kurang baik... apalagi sosial media,,, jujur aku pusing sendiri sebenernya kalau baca TL sekarang cuma ya itu di tahan dan ya sudah diabaikan gak usah dibawa perasaan... hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, akupun sama mbak kalau ada yang nggak enak aku langsung scroll aja ke bawah. :D

      Hapus
  6. Nomer satu itu yang kadang susah ngerem, kalau aku sekarang kadang udah ngetik tapi cuma simpan di konsep, udah lega sih, dan ngga kebaca orang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, iya mbak mending gitu aja ya buat jaga hati kita.

      Hapus
  7. No 1 dan 6 yang benar-benar harus dilakukan. Semua harus diisi dengan pikiran yang positif supaya bahagia.

    BalasHapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.