Juguran Blogger 2019 Sedikit Bicara Banyak Wisata

by - Kamis, Juli 18, 2019

Yeay, akhirnya kami bisa pergi liburan lagi!. Setelah terakhir beberapa bulan yang lalu kami berlibur ke Bali dan akhir bulan Juni kemarin saya, suami juga Mirza pergi ke Banyumas untuk mengikuti acara Juguran Blogger yang rutin diadakan setiap satu atau dua tahun. Walaupun bukan benar-benar liburan keluarga namun kami sangat menikmatinya.

Jarak tempuh sekitar 600 Km dari Bangkalan menuju Banyumas sudah bisa kami taklukan dengan Mirza yang sungguh kooperatif selama perjalanan dan tentu selama berlangsungnya acara. Nah, pada acara Juguran Blogger tahun ini benar-benar berisi wisata dan jalan-jalan persis dengan tagline pada posternya.

Selama tiga hari dua malam di Banyumas teman-teman blogger diajak jalan-jalan, wisata dan makan enak menikmati Kabupaten Banyumas. Karena kami satu-satunya peserta yang membawa anggota keluarga jadi selama acara kami mendapatkan kamar bertiga, dan tenda untuk camp juga khusus bertiga.


Tiga Hari Dua Malam di Banyumas Bahagia Banget!


Oke, jadi hari Jum'at tanggal 28 Juni kami bertiga berangkat menuju Purwokerto menggunakan kereta dari stasiun Gubeng Surabaya. Waktu tempuh selama kurang lebih 10 jam kami jalani, berangkat pukul 10.45 pagi dan tiba agak telat di stasiun Purwokerto pukul 20.05 malam. Capek nggak berada dalam kereta api selama 10 jam? capek banget tapi senang.

Seperti biasa, sesampainya di Stasiun Purwokerto kami disambut sekaligus dijemput oleh Mas Pradna salah satu panitia Juguran Blogger. Waktu itu dalam pikiran saya cuma ingin cepat-cepat sampai di hotel karena bada sudah capek banget tapi ternyata kami harus makan malam dulu di Gyudaq, salah satu restoran Jepang di Purwokerto.

Ada cerita lucu saat kami bertiga makan malam di Gyudaq. Ini kali pertama bagi saya dan suami makan di restoran Jepang. Di Gyudaq para pengunjung dibebaskan untuk mengambil makanan sepuasnya. Karena sudah sama-sama capek, sambil menggendong Mirza yang juga sudah hilang mood saya, suami dan mbak Yuni (Nyai Nings Blogger Suroboyo) menuju meja prasmanan.


Saya dengan polosnya mengikuti langkah mbak Yuni, tiba-tiba dari arah belakang suami berbisik pada saya,

"Kok makanannya lembek-lembek gini, gimana makannya?..".

"Kan memang belum mateng, Mas..".

"Oh, ini masih mentah ya?..".

"Iya, itu nanti kita masak sendiri di meja pakai alat panggang yang ada di meja..".

Jujur, waktu itu saya dan suami bingung mau makan apa? yang saya tahu cuma ada daging ayam, daging sapi, nugget, dan seperti sosis yang dipotong-potong kecil. Setelah mengambil beberapa makanan yang akan dipanggang, saya kembali mengikuti mbak Yuni menuju meja sebelah untuk mengambil saos dan mayonais.

Lagi-lagi saya mulai bingung, ada beberapa pilihan saos dan mayonais dengan warna yang berbeda, ada juga botol kecap tapi seperti bukan kecap yang biasa saya lihat di dapur rumah. Dengan cepat saya mengambil saos dan mayonais lalu langsung menuju meja makan dan mulai memasak sambil mengobrol bersama blogger lainnya.


Lanjut, setelah selesai makan dan kembali harus foto bareng kami pun diantar menuju tempat menginap hari pertama yakni di Hotel Grand Karlita Purwokerto. Sebenarnya sebelum pergi ke Banyumas saya sudah cari tahu tentang Grand Karlita ini dan ternyata memang sesuai dengan apa yang ada di beberapa review yang saya baca di internet.

Alhamdulillah, kami bertiga kumpul jadi satu kamar di kamar nomor 503. Senang banget rasanya bisa merasakan tidur di Grand Karlita. Hotelnya bersih banget, kamarnya enak, pemandangan depan jendela juga bagus banget, dan makanannya pun juga enak saya sampai ambil 5 biji sosis waktu itu, hehehe.


Hari Pertama, Full Kegiatan dan Jalan-Jalan



Selesai sarapan pagi dan pembagian kaos untuk para blogger, kami langsung check out dari hotel dan melanjutkan kegiatan Melukis Payung di Desa Kalibagor. Jarak menuju Desa Kalibagor sendiri dari hotel tidak terlalu jauh cukup 20 menit saja sepertinya. Sesampai di Desa Kalibagor para blogger diajak masuk menikmati wisata Lorong Blothong.

Karena saya harus jaga Mirza yang waktu itu masih pulas tidur, terpaksa saya belum bisa masuk ke dalam Lorong. Jadi, Lorong Blothong ini merupakan Lorong ini merupakan terowongan bekas pembuangan limbah pabrik gula yang terdapat aliran air setinggi mata kaki dengan panjang 80 meter, tinggi 1,5 meter dan lebar 2 meter. Pengunjung yang akan memasuki terowongan hanya membayar retribusi sebesar Rp 5.000.


Setelah itu kami diajak panitia untuk mengikuti Puluhan perwakilan Karang Taruna se Kalibagor, pelajar, mahasiswa dan sejumlah komunitas mengikuti Seminar Literasi Digital dan Juguran Blogger yang digelar Pemdes Kalibagor bekerjasama dengan Kementerian Kominfo RI dan Bloger Indonesia.


Barulah setelah itu kegiatan melukis payung dimulai. Jadi, setiap blogger diberi payung kecil yang masih berwarna putih polos untuk bisa dilukis diatasnya, tentu sesuai kreativitas masing-masing. Desa Kalibagor menyediakan workshop untuk belajar melukis payung ini. Harganya mulai dari 40 ribu per orang dan sudah bisa mulai melukis sesuka hati. Hasilnya pun boleh dibawa pulang.


Pukul setengah 12 siang kegiatan selanjutnya adalah menuju Restoran Ikan Dewa untuk makan siang di sana. Perjalanan kami tempuh sekitar 45 menit dari Desa Kalibagor, beruntung kami diantar oleh tim Nasmoko yang menyediakan mobil dan sopir yang baik dan gesit jadi kami bisa tinggal tidur selama di antar jalan-jalan di Purwokerto.

Lokasi rumah makan Ikan Dewa ini berada di kaki Gunung Slamet. Di tempat ini tersedia gasebo yang berada di pinggir sawah pengunjung bisa menikmati pemandangan luas hamparan sawah dan pegunungan yang merupakan kaki Gunung Slamet. Satu lagi pengunjung bisa melihat dan memberi makan ratusan ikan yang berada di kolam tersebut.



Ikan Dewa sendiri merupakan salah satu ikan yang memiliki harga lumayan mahal. Bayangkan saja per satu onsnya dihargai 100 ribu, jadi kalau ikannya mempunyai berat 1 kg berarti harganya bisa mencapai satu juta, Wow!. Kalau teman-teman sedang berkunjung ke Banyumas jangan lupa untuk datang dan menikmati sajian di Restoran Ikan Dewa ini.

Setelah kenyang dan puas menikmati pemandangan yang ada di Restoran Ikan Dewa kegiatan kami selanjutnya adalah Menanam Kopi di Langgongsari. Setibanya di sana, kami langsung disambut dan diajak menanam kopi. Menurut informasi yang saya terima ada dua jenis kopi yakni Robusta dan Arabica.

Disana teman-teman disuguhi kopi dan jajanan khas Banyumas seperti Getuk Goreng, dan Pecel. Karena saya bukan penyuka kopi jadi saya tidak tahu rasanya seperti apa tapi menurut teman-teman yang minum kopi, rasa kopinya kuat dan bisa-bisa bikin mata melek semalaman, ah masak iya? hehehe.


Tepat pukul 5 sore perjalanan kami dilanjutkan menuju wisata Batur Raden untuk menginap semalma di tenda alias camping di kawasan kaki Gunung Slamet. Jujur saja waktu itu saya lumayan khawatir karena baru pertama kali ikut camping dan membawa Mirza yang masih belum genap usia 2 tahun, takut sakit.

Keluar dari mobil udara dingin menembus jaket kami, dingin banget. Awalnya Mirza kaget dengan cuaca dingin yang mungkin berkisar 16 sampai 17 derajat celcius. Saya sampai tutup badan Mirza dengan selimut berlapis sambil saya peluk dia dan ternyata Mirzanya kepanasan, hehehe. Setelah pembagian tenda dan mendapatkan instruksi selama camping kami menuju ke bawah tempat dimana tenda kami berdiri.

Keadaan yang sudah malam, udara yang dingin banget, ditambah jalan menuju tenda yang harus menuruni belasan anak tangga bebatuan dan masih harus menyeberangi sungai kecil melewati jembatan bambu. Sesampainya di bawah kami langsung masuk ke dalam tenda dan beruntung di dalam sudah ada tiga kasur matras, dan tiga sleeping bag.

Hari Kedua, Outbond dan Makan Soto Ayam



Alhamdulillah, selama camping di Baturraden Mirza sangat anteng sekali. Setelah makan malam kami bertiga langsung tidur dan bangun di pag i hari dengan kondisi kedinginana. Lagi-lagi Mirza masih anteng padahal kami berdua sudah kedinginan banget. Selesai sarapan pagi sambil menikmati pemandangan pagi di kaki Gunung Slamet, Mirza juga jalan-jalan bersama Bapaknya, saya memilih duduk di restoran sambil menikmati segelas teh hangat saja.

Kegiatan terakhir di wisata Baturraden adalah outbond, kali ini saya dan Mirza memilih untuk tidak ikut karena tidak mungkin juga Mirza ikut outbond kan? hehehe. Jadilah Bapaknya Mirza yang ikut outbond. Waktu dua jam untuk tidur di dalam tenda yang hangat mampu membayar rasa dingin semalaman.


Lanjut kegiatan terakhir kami di Purwokerto adalah menikmati makan siang dengan menu Soto dari Raja Soto Lama Purwokerto. Nah, selesai outbond kebetukan pasti perut lapar dan langsung makan Soto yang masih hangat. Saya dan suami memesan dua Soto Ayam, lucunya kami kira rasa Soto Ayam di Purwokerto sama seperti Soto Ayam yang biasa kami makan.

Ternyata rasa Soto Ayam Sokaraja lebih manis, dengan irisan daun bawang juga kecambah yang banyak. Dimakan pakai ketupat bukan nasi, lalu ada kerupuk warna-warni. Saya aduk menjadi satu dengan sambal kacang dan rasanya enak banget meskipun awalnya saya kaget dengan rasa yang sedikit manis itu.

Kenyang menyantap Soto Ayam di Raja Lama Purwokerto akhirnya perjalanan kami dan para blogger berakhir. Satu persatu oleh Mas Pradna kami diantar menuju stasiun untuk kembali ke rumah masing-masing. Ah, rasanya masih kepengen lama-lama lagi di Banyumas yang dingin, sejuk dan kaya dengan pemandangan alamnya.


Senang rasanya bisa berkesempatan untuk ikut meramaikan acara Juguran Blogger 2019 ditambah dengan ikutnya Mirza. Terima kasih banyak untuk Mas Pradna dan Mbak Olive yang memilih kami untuk datang mengikuti semua kegiatan super seru di Banyumas. Semoga tidak kapok ya mengajak kami di acara selanjutnya.

You May Also Like

1 komentar

  1. Lengkap banget ceritanya, seru seru bangettttt. Jadi terbayang-bayang lagi Juguran hehehe

    BalasHapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.