PRUSolusi Sehat dan PRUSolusi Sehat Syariah dari PRUDENTIAL

by - Sabtu, Juli 04, 2020

Nggak terasa ya sudah hampir 4 bulan lamanya masyarakat Indonesia dibuat gempar dengan adanya virus covid-19. Ya, virus ini bukan lagi sekadar mimpi, siapa saja bisa terinfeksi baik yang tua maupun mereka yang masih muda. Jujur, tidak mudah untuk bisa tetap bertahan hidup di tengah pandemi virus corona.

Masyarakat dibuat kebingungan, ketakutan, cemas, bahkan tidak sedikit lho dari mereka yang malah bersikap denial dengan kondisi saat ini. Mereka menolak mengakui kalau saat ini kita semua sedang dalam situasi yang darurat, mereka tidak mau menghadapi fakta kalau virus covid-19 ini memang nyata adanya dan berbahaya.

Sampai akhirnya pemerintah mengeluarkan perintah resmi untuk tetap di rumah saja, beraktifitas dari rumah saja. Anak-anak sekolah terpaksa tidak bisa belajar di sekolah, para pekerja kantor juga banyak yang ditugaskan di rumah. Tapi ternyata kondisi ini tidak berlaku bagi mereka yang bekerja untuk "makan hari ini".


Mereka terpaksa untuk tetap bekerja di luar rumah seperti biasa, melupakan kenyataan bahwa ancaman covid-19 bisa saja menghampiri kapan saja. Urusan perut memang tidak bisa ditawar, mereka rela melawan ancaman virus ini demi bisa terus bertahan hidup. Di daerah-daerah masih bisa saya temukan aktifitas pasar yang masih ramai, penarik ojek yang selalu ada, para tukang becak yang dengan sabar menanti pelanggan dan para pejuang perut lainnya.

Ternyata bukan cuma itu saja, pandemi saat ini mengakibatkan banyak perusahaan terpaksa memberhentikan karyawan, PHK masal pun tidak bisa dihindari. Otomatis tingkat pengangguran semakin tinggi, keadaan ekonomi mulai tidak stabil tapi kita semua dipaksa untuk bertahan dalam kondisi saat ini.

Dampak covid-19 pada sektor ekonomi, sosial dan budaya membuat masyarakat harus bisa melihat berbagai peluang yang bisa dimanfaatkan. Tidak bisa dipungkiri dampak yang paling terasa adalah kesehatan. Rasanya kesehatan menjadi prioritas utama di masa pandemi ini, terlebih bagi mereka yang paling terkena dampak ekonomi.

Susah Financial Apa Iya Harus Ditambah dengan Sakit?


Siapa sih yang mau sakit? di dunia ini nggak ada orang yang mau sakit apalagi kalau sakit dialami termasuk sakit yang parah. Sudah susah financial karena covid-19 apa iya ditambah susah karena sakit?. Tapi kalau kita sudah berusaha sebaik mungkin untuk nggak sakit tapi ternyata masih sakit juga, bisa apa?.

Takdir siapa yang tahu kan?. Itu sebabnya peribahasa sedia payung sebelum hujan rasanya pas digunakan saat masa pandemi sekarang. Sadarkah kita bahwa Memiliki asuransi kesehatan di masa pandemi Covid-19 memang sangat diperlukan. Mengingat asuransi kesehatan penting dapat menjamin masa depan diri sendiri dan anggota keluarga lainnya.

Setidaknya dengan memiliki asuransi kita menjadi lebih tenang melewati masa pandemi dengan financial yang sehat. Nah, bicara soal asuransi teman-teman nggak perlu khawatir dan bingung karena saat ini sudah ada PRUSolusi Sehat dan PRUSolusi Sehat Syariah dari PRUDENTIAL.

Kedua produk baru ini merupakan asuransi kesehatan murni tanpa komponen investasi yang dapat menjangkau masyarakat lebih luas dalam menghadapi tantangan kesehatan serta dampak financial yang mungkin ditimbulkan. Begitu informasi yang saya terima saat mengikuti online gathering peluncuran dua produk terbaru PRUDENTIAL.

PRUSolusi Sehat dan PRUSolusi Sehat Syariah dari PRUDENTIAL


Seperti pada gathering sebelumnya President Director Prudential Indonesia Jens Reisch menjadi salah satu pembicara termasuk pada saat online gathering melalui Zoom hari 30 Juni 2020 kemarin yang secara resmi melaunching dua produk terbaru yakni PRUSolusi Sehat dan PRUSolusi Sehat Syariah.

Peluncuran dua produk baru ini juga sebagai solusi asuransi kesehatan murni yang terjangkau dan terfokus pada perlindungan kesehatan. Di masa mendatang, nasabah juga dapat meng-upgrade polis mereka untuk mendapatkan tambahan manfaat yang makin menyeluruh, termasuk investasi.


Menurut penjelasan Prof. Budi Hidayat, SKM, MPPM, PhD selaku pakar ekonomi dan asuransi kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, bahwa Tantangan kesehatan yang kini makin kompleks melahirkan sejumlah risiko sakit, sehingga perencanaan keuangan yang tepat menjadi krusial agar terhindar dari pengeluaran katastropik.

Apa itu pengeluaran katastropik? ketika rumah tangga membelanjakan lebih dari 10% total pendapatan mereka (diukur dari tingkat konsumsi) untuk perawatan kesehatan. Ya, masa pandemi Covid-19 sejatinya menuntut masyarakat untuk bijak dalam merencanakan keuangan, terutama untuk mempersiapkan perlindungan kesehatan.

Peluang kejadian belanja katastropik rumah tangga makin tinggi ketika ada anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan rawat inap. Pada 2017, kejadian belanja katastropik akibat risiko sakit di antara pasien yang butuh layanan rawat inap mencapai 27,9% (3,1 juta jiwa). Bahayanya jika tidak disiasati dengan baik, maka pengeluaran katastropik yang merapuhkan kondisi finansial keluarga berpotensi terjadi pada siapa saja, tanpa pandang bulu.

Ditambah data riset pada 2015 yang ditujukan bagi para peserta asuransi yang baru saja keluar dari rumah sakit di 6 provinsi (Jakarta, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara) menunjukkan bahwa 18% dari 2.728 pasien masih membayar biaya pengobatan dengan uang pribadi mereka.


Oleh karena itu, asuransi kesehatan dengan harga terjangkau dan memiliki manfaat komplit sangat dibutuhkan agar dapat melindungi kestabilan finansial di tengah biaya rumah sakit yang terus meningkat. Terlebih lagi pada 2019, kenaikan biaya rumah sakit Indonesia diperkirakan meningkat 10,8% dari 2018, lebih tinggi dibandingkan beberapa negara Asia lainnya.

Percaya lah, membayar biaya perawatan selama di rumah sakit dengan merogoh kocek sendiri itu berat banget. Saya sudah beberapa kali punya pengalaman membayar biaya perawatan di rumah sakit dengan uang pribadi karena waktu itu saya dan keluarga belum memiliki asuransi kesehatan. Menyesal rasanya!.

Himawan Purnama, Head of Product Development Prudential Indonesia menambahkan bahwa PRUSolusi Sehat dan PRUSolusi Sehat Syariah adalah solusi proteksi kesehatan murni tanpa komponen investasi yang komplit dengan harga terjangkau dan memiliki fleksibilitas tinggi pada pilihan perlindungan kesehatan.

Termasuk juga jangkauan hingga ke seluruh dunia sesuai dengan rencana yang sudah dipilih oleh nasabah. Adanya beragam keunggulan dari kedua produk ini menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan masyarakat di tengah berbagai ketidakpastian ekonomi yang masih mungkin terus terjadi terlebih di saat masa pandemi seperti sekarang.

PRUSolusi Sehat dan PRUSolusi Sehat Syariah menawarkan perlindungan kesehatan bagi keluarga Indonesia terhadap risiko rawat inap sesuai tagihan rumah sakit untuk manfaat tertentu. Produk ini juga menghadirkan berbagai kemudahan tambahan dalam registrasi dan administrasi rawat inap di seluruh rumah sakit yang tergabung dalam jaringan PRUMedical Network.

Jadi, semisal saja nih ada salah satu anggota keluaga kita atau bahkan kita sendiri yang harus menjalani rawat inap di rumah sakit sudah nggak perlu bingung urus ini itu. Bahkan menurut penjelasan dari Bapak Himawan Selain itu, tersedia fasilitas No Claim Bonus untuk PRUSolusi Sehat dan fasilitas manfaat berkembang untuk PRUSolusi Sehat Syariah.
Source : Diah Agustina

Yakni berupa 10% dari batas manfaat tahunan awal hingga maksimum 50%. Manfaat Tahunan Awal jika tidak ada klaim selama setahun dan polis selalu aktif. Selain itu, jika nasabah melakukan pembayaran premi secara tahunan, maka kita cukup membayar premi untuk 11 bulan saja itu artinya kita bisa hemat satu bulan premi.

Well, menurut saya PRUSolusi Sehat dan PRUSolusi Sehat Syariah sangat membantu sekali bagi nasabah yang ingin mendapatkan kemudahan fasilitas asuransi kesehatan. Bahkan bukan cuma mudah tapi juga lengkap. Sesuai dengan tagline-nya PRUDENTIAL memang selalu berusaha memahami dan mendengarkan kebutuhan nasabah selama 25 tahun. Keren ya!.

You May Also Like

0 komentar

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.