Pengaruh Media Sosial di Masa Pandemi

by - Sabtu, Oktober 16, 2021

Media sosial, hampir semua kalangan menggunakannya dalam keseharian di era digital yang sudah canggih seperti saat ini. Media sosial berisi bermacam teknologi yang digunakan untuk mendekatkan hubungan bahkan sebagai media berkarya hingga bekerja namun disisi lainnya bisa menjadi sarana kejahatan, sumber stres sampai memutuskan silaturahmi. 

Lantas, pernah terpikir tidak bagaimana bila media sosial tidak lagi ada? Pastinya tidak terbayang ya hidup tanpa sosial media di zaman sekarang. Apalagi hampir semua aktivitas kita lakukan berhubungan langsung dengan media sosial. Misalnya, saat ingin menghubungi kerabat maupun teman yang berada jauh, kita bisa menggunakan media sosial untuk bisa saling terhubung.

Kita tahu bahwa media sosial seperti pisau bermata dua. Ada kekurangan pasti ada kelebihan, itu sebabnya penting sekali untuk bijak menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. Pastikan kita punya kontrol saat menggunakan media sosial. Ngomong-ngomong, siapa disini yang terbantu dengan adanya media sosial saat masa pandemi?



Manfaat dan Dampak Media Sosial di Masa Pandemi Bagi Seorang Freelancer


Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua WNI yang positif COVID-19 pada awal bulan April tahun 2020 kemarin menjadi awal mula berubahnya kehidupan masyarakat Indonesia. Yang biasanya bisa bebas melakukan semua kegiatan seperti bekerja, beribadah hingga kegiatan pendidikan tapi karena masa pandemi semuanya jadi sangat dibatasi.

Pemerintah meminta masyarakat untuk tinggal di rumah dan melakukan semua kegiatan dari dalam rumah terkecuali kepentingan yang sangat mendesak. Itupun harus mengikuti prosedur yang super ketat mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, memastikan kondisi sehat, sampai sudah tes swab atau PCR. Ribet banget pasti, tapi demi kebaikan bersama ya harus tetap dijalani.

Bukan hanya itu saja, diawal menghadapi pandemi banyak masyarakat yang dilanda kebingungan dan kepanikan. Bagaimana supaya tetap survive menjalani keadaan yang sangat sulit di masa pandemi. Salah satu sarana informasi yang bisa kita gunakan untuk mendapatkan berita mengenai COVID-19 adalah media sosial. Melalui media sosial semua informasi dan kabar berita sungguh sangat cepat beredar bahkan dalam hitungan menit saja.

Nah, dari banyaknya informasi yang berdatangan tanpa kita sadari kerap menjadi sarana empuk penyebar berita hoax untuk membuat keadaan semakin kacau. Kita sebagai masyarakat harus pintar memilah dan memilih berita, tidak bisa semua berita yang datang kita terima begitu saja. Jujur, saya sendiri sempat beberapa kali termakan berita hoax, lho.

Parahnya lagi saya sampai bersitegang dengan salah satu anggota keluarga di grup WhatsApp. Dari pengalaman tersebut saya mulai lebih berhati-hati dalam menerima berita yang ada di media sosial  apalagi ikut menyebarkannya. Terlepas dari semua dampak negatifnya, saya menerima banyak sekali manfaat dan dampak positif dari penggunaan media sosial selama masa pandemi.


Terutama dalam menjalani profesi saya saat ini sebagai seorang freelancer, blogger dan content creator. Ya, saya sangat terbantu dengan adanya media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram, YouTube dan Blog. Semua platform tersebut merupakan sarana saya dan suami untuk mencari rezeki.

Alhamdulillah, saat orang lain harus terbiasa bekerja dari rumah di masa pandemi kami berdua sudah lebih dulu bekerja dari rumah. Salah satu risiko yang harus kami terima ialah merelakan beberapa event offline yang terpaksa diundur karena masa pandemi bahakn beberapa diganti dengan event online melalui aplikasi video call seperti Google Meet dan Zoom.

Memang sih awalnya terasa aneh, yang biasanya duduk di dalam ruangan bersama rekan blogger dan media sambil menerima materi tapi kali ini harus duduk di dalam rumah di depan laptop atau smartphone. Agak sedikit membosankan dan sepi namun berjalannya waktu saya mulai terbiasa dan menikmati kondisi baru ini.

Selama masa pandemi ada beberapa webinar dan kelas online yang pernah saya ikuti, baik dari tawaran job maupun mendaftar pribadi karena tema materinya yang menarik untuk diikuti. Lagi-lagi semua informasi mengenai webinar maupun kelas online saya dapatkan dari media sosial, see? membantu sekali bukan?

Dengan mengikuti webinar saya bisa mengisi waktu kosong selama berada di dalam rumah sambil mengurus anak kami yang masih balita. Dari semua webinar yang sudah saya ikuti, otomatis menambah wawasan dan pengalaman. Bertemu dengan orang-orang baru, komunitas baru dan kalau beruntung saya bisa mendapat tambahan rezeki melalui kuis yang diadakan selama webinar.

Sungguh, tidak terbayang bagaimana jadinya apabila harus melewati masa pandemi ini tanpa adanya media sosial. Kita akan benar-benar terkurung dalam rumah, informasi yang sangat terbatas serta kesempatan baru yang datang juga menjadi terbatas. Karena media sosial kita masih bisa tetap terhubung dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun.

Di Masa Pandemi Kesempatan Menjadi Influencer Melalui Media Sosial Terbuka Lebar?


Tidak bisa dibohongi, masa pandemi merupakan masa struggle saya dan suami. Kami berjuangan untuk bisa menstabilkan kembali kondisi finansial keluarga yang sempat awut-awutan. Beberapa tawaran pekerjaan banyak yang harus diundur sampai dicancel karena pandemi. Belum lagi ternyata pandemi berimbas juga pada proses payment yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, rasanya ingin menyerah saat itu.

Namun, kami tersadar kalau kondisi seperti ini bukan hanya dirasakan oleh kami berdua saja. Ada banyak orang di luar sana yang berjuang dan bertahan selama masa pandemi yang tidak pernah tahu kapan berakhirnya. Ini waktunya untuk lebih bekerja keras, dan memutar otak untuk menghasilkan sebuah ide dan kreativitas.

Terus mencari informasi dan kesempatan baru untuk bisa saya coba. Saya terus mencoba untuk berkarya melalui berbagai platform media sosial. Misalnya, dengan membagikan cerita pengalaman saya bersama si kecil selama berada di rumah. Semakin sering menulis pengalaman apa saja yang bisa saya bagikan pada blog untuk menarik pembaca mau bermain di blog saya.

Membangun jaringan dengan teman-teman yang satu profesi dan teman-teman baru. Mendaftar masuk ke komunitas baru yang menurut saya bisa menambah jaringan sampai rajin membangun branding. Sampai pada akhirnya mulai berdatangan tawaran untuk serius menekuni dunia influencer.



Sebenarnya tawaran untuk menjadi influencer bukan kali pertama saya terima, sebelum masa pandemi beberapa kali saya pernah menjadi influencer untuk sebuah brand. Namun, saat itu saya masih lebih  nyaman menulis di blog karena saya pikir menjadi influencer bukanlah dunia saya, dan saya merasa tidak terlalu bisa untuk melakukannya.

Hingga akhirnya saya berani untuk kembali mencoba karena keadaan yang mengharuskan saya untuk tidak lagi menolaknya dan saya merasa inilah kesempatan baru yang datang untuk saya ambil. Menjadi seorang influencer mengharuskan saya untuk bisa menyampaikan pesan dan pengalaman. Terbukti cara ini masih dirasa lebih bisa meyakinkan masyarakat.

Seorang influencer memiliki pengaruh untuk bisa mempengaruhi maupun mengajak pengikutnya melalui konten yang dia buat di media sosial. Saat ini, bukan hanya saja brand yang tertarik untuk mengajak melakukan kerjasama bahkan sekelas institusi pemerintahan mulai dari pendidikan, keuangan sampai kesehatan banyak melirik jasa influencer.

Alhamdulillah, saya sudah beberapa kali berkesempatan untuk bekerjasama baik dengan brand maupun institusi pemerintahan. Dengan membuat konten di media sosial baik itu di Facebook, Twitter, Instagram maupun sebuah tulisan di blog. Semua bertujuan untuk mendapatkan respon positif dari follower bahkan orang baru yang melihat konten milik saya.



Kompensasi seperti uang cash maupun produk gratis yang dikirim langsung ke rumah menjadi hak saya sebagai seorang influencer. Sepertinya enak sekali ya, tapi bisa mendapat uang cash dan produk gratis sebanding dengan tidak mudahnya menghasilkan konten yang bisa menarik respon positif dan reach yang tinggi sesuai kontrak kerja yang sudah disepakati.

Tantangan Seorang Influencer Meningkatkan Reach di Media Sosial


Saat membuat sebuah konten saya membutuhkan kerja keras, kreativitas dan ide yang menarik untuk meningkatkan brand awareness dari suatu produk. Bagaimana caranya agar sebuah produk maupun pesan yang ingin diperkenalkan semakin banyak diketahui orang-orang serta pelanggan baru dari reach yang saya miliki sebagai seorang influencer.

Bicara soal reach, pastinya setiap influencer diminta untuk menghasilkan reach yang tinggi dari konten yang mereka buat. Terkadang tidak peduli jika follower tidak terlalu banyak tapi engagement dan reach yang dihasilkan tinggi ditambah dengan interaksi pada kontennya bagus, organik dan kuat, maka semua itu menjadi nilai positif dimata klien.



Untuk reach sendiri pada setiap jenis platform media sosial berbeda-beda. Saya terbiasa aktif menggunakan Facebook, Twitter dan Instagram saat bekerja sebagai seorang influencer. Karena ketiga platform media sosial inilah yang banyak digunakan oleh orang-orang saat ini, baik untuk mencari informasi tentang apa saja maupun sekadar melepas penat.

  • Reach pada Facebook memiliki definisi yakni banyaknya jumlah iklan yang dilihat oleh orang walaupun hanya sekali saja. Baik itu konten organik, konten berbayar dan konten yang dibuat agar viral. Semakin banyak orang yang melihat meskipun hanya sekali maka semakin tinggi reach Facebook ditambah lagi jumlah like, komentar dan yang membagikan konten tersebut.

  • Reach pada Twitter sedikit berbeda dengan di Facebook, Twitter bukan hanya menghitung berapa banyak konten kita dilihat oleh orang-orang tapi juga berapa tinggi percakapan kita dengan pengguna lainnya dan yang paling penting adalah seberapa banyak orang yang mencari konten tersebut.

  • Terakhir, reach pada Instagram yang tidak jauh berbada dengan reach pada Facebook yakni menghitung seberapa banyak orang yang menyukai konten kita. Biasanya, untuk membantu meningkatkan reach pada postingan Instagram saya ikut grup khusus dimana setiap member grup akan saling support postingan member lainnya.

Lumayan sih, dari saling support inilah reach postingan pada Instagram jadi tinggi dan tidak jarang lho bisa menarik pengguna baru untuk melihat dan tertarik pada postingan yang kita buat. Mudahnya begini, mencari reach Instagram itu lebih gampang karena platform Instagram adalah platform yang mengandalkan tampilan visual melalui foto dan video yang diunggah.

Seperti yang kita tahu kalau kebanyakan orang lebih menyukai melihat gambar atau menonton video daripada membaca caption. Meskipun begitu, menjadi tantang tersendiri bagi seorang influencer bagaimana caranya agar orang-orang yang datang melihat konten kita tertarik untuk membaca pesan yang ada di dalam caption postingan.

Salah satu kelebihan saat kita memperhatikan reach pada konten yang kita buat adalah kita bisa mengetahui apakah materi konten yang kita buat ada yang tidak beres. Misalnya saja, konten tersebut sudah menjangkau banyak orang tapi kok belum ada perubahan? Nah, dari sanalah kita bisa memperbaikinya.



Ketika konten mendapat reach sesuai harapan bahkan lebih maka, kita sudah berhasil mengarahkannya untuk dilihat oleh para pengguna baru. Bisa dibilang untuk meningkatkan reach pada postingan di media sosial ini gampang-gampang susah. Tapi saya percaya ketika sudah bisa membangun komunikasi dengan follower di media sosial maka membuat reach tinggi itu akan menjadi lebih mudah.

Yang paling penting untuk diperhatikan adalah perhatikan porsi postingan jangan kebanyakan postingan yang diunggah di media sosial berisi konten berbayar karena follower akan merasa bosan dan lambat laun akan kehilangan kesan pada konten kita selanjutnya. Biasanya kalau sudah begitu, akan mempengaruhi reach pada media sosial kita.

Disinilah pentingnya membuat konten organik yang benar-benar bisa dinikmati oleh para follower. Presentasinya itu lebih banyak konten organik dibandingkan konten berbayar. Jadi, saat tidak ada tugas membuat konten berbayar biasanya saya gunakan untuk membuat konten organik yang bisa meningkatkan jangkauan dan komunikasi dengan follower.

Indozone Penuhi Kebutuhan Informasi Generasi Millenial dan Gen-Z Melalui Media Sosial


Sesuai dengan kegunaannya, media sosial digunakan untuk mencari bermacam informasi baik itu tentang keuangan, kesehatan, pendidikan, makanan sampai gaya hidup semuanya bisa kita temukan dengan sangat mudahnya. Apalagi saat ini sudah ada akun di media sosial yang menampung berbagai informasi terbaik seperti Indozone.

Siapa yang menyangka kalau ternyata Indozone sudah hadir memberikan informasi terbaik bagi banyak masyarakat sejak tahun 2014, lho. Faktanya, beberapa konten dan postingan Instagram Indozone yang terkenal dengan hastag #KamuHarusTahu ini kerap viral dan menjadi trending topic di berbagai media sosial mulai dari Instagram, Facebook dan Twitter.

Masih belum cukup disitu saja, Indozone bahkan berhasil meraih gelar predikat Best Nine akun Instagram terbaik di Indonesia berturut-turut selama 2 tahun dari tahun 2017 sampai 2019. Indozone juga hadir di beberapa platform media sosial lain seperti di Facebook, Twitter, Line, YouTube, bahkan Tiktok pun sudah ada.




Saya sendiri lebih sering membaca informasi dari akun Instagramnya, dan menjadi pengikutnya dari beberapa tahun belakangan ini. Dalam penilaian saya, Indozone merupakan sebuah portal berita online yang memanfaatkan media sosial dalam menyampaikan informasi pada masyarakat terutama generasi millenial dan Gen-Z yang aktif di media sosial. 

Menyenangkan sekali rasanya, hanya dalam satu genggaman tangan saya sudah bisa mendapatkan banyak berita maupun informasi terbaik dan hal ini sangat membantu saya terutama saat melewati puncak masa pandemi kemarin. Tinggal buka smartphone maka saya sudah bisa mengecek kondisi dan perkembangan dunia.

Sebagai pengikut setia Instagram Indozone saya mendapatkan banyak manfaat. Pertama, saya bisa mendapatkan informasi dan berita yang akurat serta terpercaya dengan pemilihan diksi yang pas. Berkat Indozone, saya menjadi tahu perkembangan dunia luar padahal saya hanya seorang ibu rumah tangga yang kebanyakan waktunya dihabiskan di dalam rumah.

Meskipun seorang ibu rumah tangga tapi separuh waktu saya gunakan untuk menjadi seorang influencer. Saya sadar betul, bahwa tugas seorang influencer adalah mempengaruhi dan mengajak orang pada pesan yang kita sampaikan. Nah, melalui konten-konten di media sosial Indozone saya mendapatkan banyak tambahan informasi yang bisa saya tambahkan saat membuat sebuah konten.

Memang sudah tidak sebebas dulu untuk bisa keluar rumah namun setidaknya wawasan saya bisa bertambah berkat konten-konten dan berita yang disediakan oleh Indozone. Yang paling asyik itu saya punya me time baru saat jenuh tinggal cek konten Instagram Indozone atau saat ingin nonton video saya tinggal beralih ke channel YouTube Indozone atau nonton di Tiktok Indozone.


Ada beberapa poin unik yang mungkin saja menjadi faktor kesuksesan Indozone hingga menjadi seperti saat ini. Beberapa poin ini tentu berdasarkan atas penilaian saya sebagai salah satu pengikut setia di semua media sosial Indozone, seperti :

  • Indozone melihat peluang dan ketertarikan masyarakat dalam mencari informasi di media sosial yang meningkat pesat. Dibandingkan mencari informasi dari website berita online, sepertinya lebih mengasyikkan membaca informasi dari akun media sosial. Tampilan visual berupa gambar, foto, infografis dan videografis yang menarik dan lebih mudah dipahami.

  • Jika teman-teman pembaca setia website Indozone pasti sudah tahu kalau semua informasi redaksi terpajang jelas pada laman "Tentang Kami". Hal ini menjadi bentuk pertanggungjawaban Indozone pada semua pembacanya mengenai kebenaran informasi dan berita yang disajikan. Pembaca setia website Indozone bisa tahu siapa saja dewan, pemimpin redaksi, redaktur, hingga para staf yang disebutkan dengan jelas nama-namanya.

  • Indozone paling minim tampilan iklan di semua media sosial maupun websitenya. Tidak terbayang saat sedang asyik mencari informasi tampilan iklan yang berlebihan malah mendominasi. Indozone sangat memperhatikan kenyamanan penggunanya, sehingga saya bisa fokus mencari berita dan informasi tanpa terlalu terganggu dengan iklan yang muncul.

  • Saat ini Indozone mendulang kesuksesan dengan menjelma sebagai akun media sosial paling informatif dan memiliki 4,3 juta pengikut di akun Instagram. Indozone memiliki 17 akun media sosial Instagram, bahkan beberapa akun Instagram Indozone sudah resmi mendapat centang biru atau terverifikasi oleh Instagram, sebagai pertanda bahwa akun tersebut terkualifikasi.

  • Bukan hanya di Instagram, pengikut Indozone di Twitter sudah mencapai 1,7 juta follower, 4,8 juta pengikut di akun fanspage Facebook, 542 ribu subscriber pada channel YouTubenya dan yang paling terbaru Indozone berhasil mendapatkan 1,3 juta pengikut di Tiktok. Sungguh pencapaian yang luar biasa dan tahun ini merupakan perayaan Indozone 3rd Anniversary.

Tidak heran ya kalau Indozone menjadi rujukan konten dan berita yang informatif dan menarik bagi generasi millenial. Sekali lagi, tidak bisa dipungkiri kalau The Power Of Media Social di masa pandemi itu begitu berpengaruh sekali pada semua aspek kehidupan kita. Ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada para penggiat media sosial yang begitu aktif memberikan konten yang inovatif, akurat dan terbaik seperti Indozone.

Menemani masyarakat untuk bisa update perkembangan apa saja terutama mengenai pandemi ini. Harapan di ulang tahun ketiganya ini semoga Indozone tetap konsisten dalam menyajikan konten-konten yang informatif dan menarik untuk dinikmati pengguna media sosial seperti saya, membantu saya dalam menjalani berbagai aktivitas meskipun masih dari dalam rumah saja.

You May Also Like

25 komentar

  1. Penggunaan sosial media dengan baik memang akan memberikan manfaat / dampak positif ya mba..saya sendiri sudah merasakan dampak positif dari sosmed ini..

    BalasHapus
  2. Setuju mba, rasanya pas pandemi kita jadi apa terpapang nyata ya ha ha ha anyway iklannya luar biasa nih mba blognya. Mantaps euy...berkah

    BalasHapus
  3. Nggak kebayang kalau nanti dunia udah normal alias keluar dari situasi pandemi, apakah bisa lebih cepat beradaptasi dengan kebiasaan lama lagi. Kebiasaan ngumpul2, salah satunya. Soalnya aku sendiri sekarang kayak merasa "terlalu nyaman" beraktivitas minimalis. Ealah, minimalis... 😆

    BalasHapus
  4. Eh aku nggak kebayang lho kalau sampai media sosial tuh nggak bisa diakses lagi. Pasti bakal banyak yg kehilangan pekerjaan bahkan passionnya termasuk saya

    BalasHapus
  5. Aku pun termasuk orang yang mendapatkan pengaruh positif dari media sosial. Sewaktu kami sekeluarga terkena covid-19, dapat informasi yang bermanfaat banget dari media sosial. Selain itu, hingga saat ini pun, aku masih bisa meningkatkan wawasan dan skill menulis dari media sosial. Dapat cuan juga, tentunya.

    BalasHapus
  6. Influencer sekarang ini harus pandai-pandainya menginfokan dengan dibalut sesuatu yang manis, biar tidak tenggelam

    BalasHapus
  7. Setuju banget memang Indozone bisa jadi rujukan konten serta mendapat berita yang informatif ya kak

    BalasHapus
  8. Media sosial bagai dua sisi mata uang, dan jika kita nggak bisa cerdas memanfaaykannya, justru mendatangkan banyak mudarat.

    BalasHapus
  9. Wah iya juga yaa, kadang hal yang kita anggap biasa ternyta bisa bermanfaat buat kita kaya jadi influencer.. 😄

    BalasHapus
  10. Tak bisa dipungkiri media sosial di masa pandemi adalah penyelamat untuk menyambung hidup bagi yang benar-benar bisa memanfaatkannya. Namun banyak juga yang menyalahgunakan untuk kepentingan negatif seperti jadi busher untuk menebar ujaran kebencian. Ada juga yang justru sering main media sosial jadi sering overthinking dengan pencapaian orang lain

    yaa memang benar, media sosial bagaikan pisau bermata dua.

    BalasHapus
  11. Duh mikirin reach emang pusing dah haha aku bosen liat konten carrousel yg tulisannya kecil2 dan banyak terus caption ala microblog hehe kalo ga butuh males baca emang nah soal Indozone aku suka apalagi klo minim iklan ya kadang web besar tuh iklan segambreng dan maksa banget klikbait

    BalasHapus
  12. Media sosial itu emang sebenernya netral. Yang penting emang harus lebih berhati-hati nyaring berita yang ada di media sosial. Emang ada dampak negatifnya, tapi dari sana juga ada banyak sekali manfaat dan dampak positif dari penggunaan media sosial selama masa pandemi ini.

    BalasHapus
  13. Harus banyak belajar nih aku untuk meningkatkan reach apalagi ngakunya influencer, ga lucu juga kalo ga paham.Semoga sosmed bisa menambah cuan ya mbak

    BalasHapus
  14. Media sosial ini menjadi hal yang sangat penting saat skrg ini ya mba.. Tapi aku pernah liat di Ig reels mba ttg keadaan kita saat gak buka sosmed selama berhari-hari, itu bikin kaget mba malah kita jadi makin produktif mba, hehehe soalnya kalau liat sosmed terus kita makin banyak menghabiskan waktu di sana sambil rebahah gitu mba...

    BalasHapus
  15. Gunakan peluang media sosial untuk tebar manfaat ya ,sehingga dapat cuan. Bukan tebar hal yang gak baik. Meski memang pasti ada aja tantangan yang dihadapi

    BalasHapus
  16. Melihat ragam media sosial, sepertinya memang kita perlu banget menguasainya di era digital ini. Berikut kecerdasan mengelola waktu dan memilih portal berita yang tepat untuk mendapatkan informasi cerdas dan akurat.

    BalasHapus
  17. Jadi influencer salah satu jalan untuk menjadi bermanfaat, baik untuk diri sendiri dengan mandapatkan kepuasan hingga bonus materi, juga bagi orang lain yang mendapatkan informasi dari kita.

    Saya termasuk telat tahu Indozone, tapi gpp, dari artikel ini saya jadi tahu dan mulai follow akun medsos mereka. Tfs mbak Riska.

    BalasHapus
  18. Walaupun ga follow Indizone, kadang nemu aja di explore dan memang terpercaya sih infonya 💖

    BalasHapus
  19. Saya sepakat bahwa mediaa sosial bisa menjadi mata pisau bagi kita. Bisa jadi senjata bisa juga membunuh kita kalo tak bijak menggunakannya

    Yup akupun merambah dunia content creator sejak pandemi dan aku belum bisa membayangkan bagaimana kita tanoa medsoa di era digital gini

    Mgkin akan muncul2 alat tempur lain. Tinggal kita bisa adaptasi tidak gtu kali ya.

    BalasHapus
  20. Di masa pandemi ini memang makin banyak orang yang bermedia sosial. Dan makin banyak influencer karena dari medsos aja bis menghasilkan cuan. Kan asyik yaa.. hehehe

    BalasHapus
  21. Memang dimasa pandemi ini semakin banyak yang menggunakan medsos, dari penelitian juga menunjukkan begitu, rata2 di medsos semakin lama dibanding sebelum pandemi.jadi kesempatan pun banyak, terutama mengoptimasi sosmed utk mendapatkan recehan lumayan la yaaa

    BalasHapus
  22. Sama kak, saya juga pernah bersitegang dengan keluarga besar di grup WA karena berita hoax seputar Corona.

    Memang saat corona ini terasa berat karena banyak kegiatan offline dibatalkan sehingga beralih pada kegiatan online seperti webminar atau zoom meeting. Tapi sekarang saya merasa itu lebih adil, karena ingat sekali dulu banyak seminar atau kursus/kelas harian yang diadakan di jakarta, padahal saya tinggal jauh dari Jakarta. Sekarang semuanya beralih menggunakan zoom sehingga orang di luar Jakarta pun bisa ikut berpartisipasi.

    BalasHapus
  23. Memang sejak memanfaatkan media sosial dengan baik, tulisan di blog jadi banyak pembacanya. Apalgi di amsa pandemi gini bisa bertukar kabar melalui tulisan adalah hal yang luar biasa.

    BalasHapus
  24. Sementara banyak event offline harus ditiadakan saat pandemi, para Influencer menjadi yang sangat diuntungkan, karena melalui konten-konten mereka dapat mempromosikan atau menyampaikan pesan kepada masyarakat. Dan siapa pun dapat menjadi Influencer Asalkan punya banyak follower :)

    BalasHapus
  25. saat ini media sosial bisa jadi sumber penghasilan tambahan, terutama semenjak aktif ngeblog

    BalasHapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.