Pengalaman Cara Membujuk Anak agar mau sunat

by - Rabu, Juli 06, 2022

Menuju usianya yang genap 5 tahun bulan September besok, secara cukup mengejutkan Mirza anak kami minta disunat. Ya, dia yang baru saja lulus kelas bermain ini dengan polosnya memaksa untuk disunat. Jujur, sebagai orang tuanya kami cukup kaget karena biasanya orang tua yang meminta bahkan memaksa anaknya untuk sunat, ini malah kebalik.

Sebenarnya tidak tiba-tiba Mirza minta disunat, saya dan bapaknya pernah coba-coba menawarkan apakah Mirza mau disunat? Tapi waktu itu dia menolak karena takut, dan kami pun tidak memaksa dia untuk mau. Sampai suatu ketika Mirza minta ikut sholat ke masjid bersama bapaknya, mulai dari saat itulah kebimbangan kami sebagai orang tuanya muncul.

Bapaknya merasa tidak nyaman mengajak Mirza sholat di masjid karena dia belum disunat. Apalagi setelah kami tanya-tanya ke para Kiai dan Ustadz memang betul anak yang belum disunat sebaiknya tidak masuk ke masjid alasannya karena masih membawa najis di kemaluannya. Padahal Mirza lagi semangat-semangatnya ikut sholat berjama'ah di masjid.

Saya sempat sedikit memaksa suami untuk tetap membawa Mirza ke masjid, awalnya suami keberatan tapi karena sering saya paksa dan saya bilang kalau banyak anak orang lain dibawa ke masjid akhirnya suami mau kembali membawa Mirza ke masjid. Tapi suami memutuskan untuk sholat di teras masjid karena memang masih belum yakin.



Begini Pengalaman saat Anak dibujuk agar mau Sunat!


Di saat inilah saya dan bapaknya Mirza merasakan betul kalau mendidik anak itu tidaklah gampang, harus dibarengi dengan doa kepada Allah. Memaksa anak rasanya kok kurang pas ya, apalagi anak seusia Mirza kan akalnya memang belum sempurna. Jadi, setelah banyak cara kami lakukan untuk membujuk Mirza, cara terakhir adalah berdoa pada Allah.

Dari awal, niat kami ingin menanamkan tauhid dengan mulai mengajarkan Mirza apa saja kewajiban seorang muslim. Sampai suatu ketika Mirza yang suka sekali menonton serial Upin Ipin ini mulai tergerak hatinya setelah menonton Upin Ipin yang disunat. Mirza takjub karena ternyata sunat itu tidak sakit dan bisa dapat banyak mainan.

Akhirnya, saya kepikiran untuk menyetel berulang kali serial Upin Ipin yang disunat niatnya untuk sounding ke Mirza. Di saat itu juga bapaknya menceritakan pengalamannya disunat waktu kecil kepada Mirza, dengan antusias Mirza mendengarkan cerita bapaknya dan mulailah keinginan untuk berani disunat itu muncul.

Ternyata benar ya, anak itu belajar tentang keberanian, percaya diri dan belajar mengambil keputusan dari sosok ayah. Bisa dibilang rasa berani Mirza muncul salah satunya karena peran bapaknya yang tidak pernah ada capeknya mengajarkan Mirza untuk menjadi anak laki-laki yang pemberani, tangguh dan tanggung jawab.



Akhirnya, Mirza sudah berani disunat dan hampir setiap hari dia bertanya pada kami kapan dia akan disunat? Lagi-lagi karena waktu itu terbentur keterbatasan biaya, kami meminta Mirza untuk bersabar dan berdoa kepada Allah supaya bisa sunat. Setiap ada orang berdoa, Mirza selalu ikut berdoa ingin disunat, "Ya Allah, Mirza pengen sunat.." begitu katanya.

Sebagai ibunya, hati saya rasanya basah setiap kali mendengar doa Mirza tersebut. Semua orang tua pasti ingin memberikan apa yang diinginkan anaknya, kalau belum bisa rasanya pasti sedih sekali. Tapi saya sadar karena keadaan ini secara tidak langsung Allah mengajarkan kepada kami terutama Mirza untuk belajar bersabar.

Dan, beberapa minggu kemarin entah kenapa keinginannya untuk disunat semakin menjadi-jadi. Padahal waktu itu kami harus membayar uang pendaftaran Mirza masuk TK, pikiran saya bingung uangnya dapat darimana. Lagi-lagi cuma bisa pasrah dan berdoa sama Allah semoga ada rezeki untuk sunat Mirza.

Saya mulai serius meminta kepada Allah, ingin menyunat anak karena ini merupakan kewajiban setiap laki-laki muslim. Kun Fayakun, Allah kirimkan rezeki untuk kami yang cukup untuk biaya sunat Mirza dan memesan berkat hantaran untuk diberikan kepada keluarga dan kerabat dekat kami.

Masa itu rasanya saya hampir tidak lepas berdoa dan berdzikir semoga uangnya cukup, semoga tidak sampai berhutang, hehehe. Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar sampai hari sunat Mirza tiba 2 Juli 2022 kemarin. Dari sini, saya semakin yakin kalau memang benar kita itu tidak akan pernah kecewa saat berdoa kepada Allah.

Hari Sunat Mirza Tiba!


Kebetulan Mirza ikut sunat massal yang diadakan oleh salah satu kampus di kota kami, semua atas bantuan salah seorang teman yang memberi info kalau ada sunatan massal. Singkat cerita, pendaftaran sunat massal dimulai pukul 8 pagi namun suami berinisiatif untuk datang lebih awal supaya bisa daftar pertama dan dapat nomor urut pertama alasannya supaya Mirza disunat pertama kali.

Kenapa? Untuk menghindari tangisan anak-anak lain yang disunat khawatirnya bisa membuat mental Mirza menciut dan takut disunat. Kemudian, jam 7 pagi kami bertiga berangkat dari rumah naik sepeda motor, pagi itu Mirza semangat sekali disunat sungguh tidak terlihat takut sama sekali, padahal saya sudah jelaskan kalau sunat mungkin akan sedikit sakit.

Tapi Mirza tetap riang gembira seperti biasanya, sampai-sampai banyak orang yang heran melihat semangat dan keberanian Mirza waktu itu. Saat tiba di kampus tempat sunat massal diselenggarakan ternyata kami orang pertama yang datang dan Alhamdulillah Mirza dapat nomor urut pertama, yang artinya akan disunat pertama kali.

Pukul 9 pagi akhirnya nama Mirza dipanggil oleh panitia dan diminta untuk segera masuk ke ruang sunat. Waktu itu hanya diperbolehkan satu orang penunggu saja dan tentu bapaknya yang maju untuk menemani Mirza. Saya menunggu dari luar ruangan kebetulan ruang sunatnya hanya ditutup kain gorden jadi saya masih bisa mendengarkan dari luar ruangan.

Saat Mirza masuk ke dalam ruangan sunat, hati saya mulai menciut dan mental saya sudah amburadul. Tidak lama, saya mendengar jeritan Mirza karena sakit saat disuntik bius, dua kali saya mendengar dia menjerit kesakitan. Memang tidak sehisteris anak sebelah yang juga lagi disunat tapi tetap saja berhasil membuat saya menangis.

Lagi-lagi saya cuma bisa pasrah dan berdoa semoga Allah melindungi anak kami dan semoga sunatnya lancar. Proses sunat Mirza berjalan sekitar 45 menit, kalau menurut cerita bapaknya, dokter yang memegang Mirza sangat telaten dan profesional. Berusaha membuat suasana tidak tegang supaya Mirza tetap nyaman selama proses sunat berlangsung.



Mirza anak kuat, dia cuma menangis saat disuntik bius saja selebihnya dia jalani dengan tenang. Bapaknya juga luar biasa, berusaha tetap tenang dan tegar di depan anaknya padahal sekuat tenaga menahan air mata supaya tidak jatuh. Selama proses sunat berlangsung, tidak sekalipun bapaknya memalingkan wajah, kedua matanya fokus memperhatikan anaknya.

Karena itulah saya bisa merasa lebih tenang menunggu diluar ruangan, saya tahu betul kalau bapaknya akan menjaga dan menemani Mirza sebaik mungkin. Setelah sunat selesai, Mirza dipakaikan celana sunat dan mendapat bingkisan jajan dari panitia. Bukan cuma itu, setiap peserta juga diberi obat untuk perawatan luka di rumah.

Meskipun ini sunat massal tapi tetap dalam pantauan sampai anak-anak benar-benar sehat kembali. Kami difasilitasi berupa konsultasi melalui grup WhatsApp sehingga bisa bertanya apa saja bahkan kami juga dibebaskan untuk privat chat jika ada sesuatu yang mendesak. Saat tulisan ini ditulis, Mirza sudah bisa lepas perban dan lukanya mulai mengering.


Selama menjalani proses pemulihan, sungguh diluar bayangan kami, Mirza bisa pipis dengan mudah, tanpa sakit dan malamnya tidak pernah rewel. Sesekali memang mengeluh sakit tapi tidak lama dia kembali ceria dan kerap membuat orang rumah khawatir karena Mirza tetap aktif padahal geraknya terbatas karena sedang menggunakan celana sunat.

Kalau melihat kondisinya sekarang, sepertinya Lebaran Idul Adha hari Minggu besok, dia sudah bisa ikut sholat di Masjid. Dan menjadi kali pertama sholat setelah sah disunat, lega rasanya akhirnya bisa membawa anak ke masjid tanpa perasaan was-was karena takut membawa najis. Rasanya syukur kami tidak ada hentinya, semua Allah mudahkan.

Kesimpulan Cara Anak Mau Sunat

1. Beri dia pengertian tentang Sunat
2. Beri tontonan, edukasi entah dalam bentuk video kartun kesukaannya atau lainnya agar dia tergugah untuk disunat
3. Berdoa, Memohon agar anak mau disunat.

Silahkan dipraktekkan dan semoga anak para pembaca mau disunat dan menjadikan sunat sebagai hari layaknya ulang tahun yang diterima dengan gembira dan ditunggu-tunggu saat pelaksanaannya.

You May Also Like

3 komentar

  1. Kadang anak laki memang ada yang gini entah karena dia memang ingin atau karena pengin dikasih uang setelah sunat tapi keberaniannya patut diacungi jempol. Apalagi Mirza di umurnya yang segitu luar biasa anak satu ini, jadi pengin punya anak cowok. Terima kasih sharingnya!

    BalasHapus
  2. Senang membacanya, dan senang jg jd perantara mirza mendapatkan info sunnat massal di kampus kami. Trus jd anak baik nan sholeh ya mirza

    BalasHapus
  3. Aku juga ga berani utk maksa anak sunat kalo dia belum siap mba. Takutnya malah trauma. Ini si adek udh bilang mau sunat kalo 7 tahun. Jadi ya sudahlah aku biarin aja. Padahal sepupu2nya yg cowo rata2 5 tahun. Malah ada yg pas bayi, tapi awalnya Krn ada sakit apaaa gitu. Jadi tau juga pas bayi sebenernya bisa. Kalo tau di awal, aku mending sunat si adek pas bayi.

    Mirza hebaaaat, ga rewel pas disunat 👍

    BalasHapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.