Sekolah Taruna Papua Membangun Mimpi Anak-Anak di Sekitar Freeport

by - Jumat, Januari 03, 2020

Freeport. Rasanya dari masih kecil saya sudah nggak asing mendengar kata Freeport. Dulu, Bapak saya sering sekali mendengar berita tentang Freeprot ini baik dari siaran televisi maupun radio. Saya yang waktu itu masih kecil, dibuat sedikit penasaran kenapa banyak orang membicarakan tentang Freeport termasuk Bapak saya?. Apa Freeport itu?.

Dan semakin beranjak dewasa saya mulai tahu sedikit demi sedikit tentang perusahaan yang menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi Tembagapura, salah satu dataran tinggi di Papua yang sudah hampir bahkan lebih dari 50 tahun berdiri tambang.

Dengan semua pro kontra yang pernah saya baca dan dengar mengenai Freeport tentu teman-teman juga sudah tahu. Dalam tulisan saya kali ini, saya tidak tertarik untuk membahas mengenai hal tersebut karena saya yakin sudah banyak artikel yang memuat dan bisa teman-teman baca juga temukan dengan mudah.

Sumber : Facebook Taruna Papua School

Kontribusi Freeport Indonesia untuk Papua


Lebih dari 50 tahun berdiri di atas tanah bumi pertiwi apa saja yang sudah Freeport berikan kepada Indonesia terutama untuk Papua?. Paling tidak, ada dua pola kontribusi PT Freeport Indonesia terhadap Indonesia. Pertama, kontribusi langsung terhadap penerimaan negara berupa pajak, royalti, dan dividen.

Kedua, keuntungan tidak langsung berupa gaji atau upah karyawan, pembelian dalam negeri, pembangunan daerah, dan investasi dalam negeri. Setidaknya Selama ini Freeport Indonesia tidak hanya melakukan eksplorasi dan penambangan saja, tapi juga berkontribusi nyata untuk mendorong perkembangan masyarakat Papua, khususnya suku-suku yang bertempat tinggal di area operasional.

Awal Freeport mulai beroperasi, banyak penduduk pribumi setempat yang pada awalnya berpencar-pencar mulai masuk ke wilayah sekitar tambang Freeport. Pada 1970, pemerintah dan Freeport secara bersama-sama membangun rumah-rumah penduduk yang layak di jalan Kamuki.

Kemudian dibangun juga perumahan penduduk di sekitar selatan Bandar Udara yang sekarang menjadi Kota Timika. Pada tahun 1971 Freeport membangun Bandar Udara Timika dan pusat perbekalan. Selain itu, membangun jalan-jalan utama sebagai akses ke tambang dan jalan-jalan di daerah terpencil sebagai akses ke desa-desa Tahun 1972.

Menurut situs resmi PT Freeport Indonesia, tertulis bahwa Freeport Indonesia telah menggelontorkan dana yang tidak sedikit. Pada tahun 2014, jumlah dana investasi PTFI untuk pengembangan masyarakat baik yang dikelola langsung oleh PTFI maupun melalui kemitraan dengan LPMAK mencapai US$ 92,2 juta, sedangkan total dana investasi pengembangan masyarakat dari tahun 1992-2014 mencapai US$ 1,3 miliar.

Dari seluruh program ini tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kesejahteraan masyarakat didaerah sekitar wilayah tambang PTFI, khususnya daerah pesisir Selatan Kabupaten Mimika sebagai wujud komitmen perusahaan dalam mendukung kemajuan pembangunan daerah Kabupaten Mimika.

Sekolah Taruna Papua Membangun Mimpi Anak-Anak di Sekitar Freeport


Pembangunan demi pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat Papua terus dilakukan Freeport Indonesia setiap tahun sebagai bentuk sumbangsih bagi negeri. Bukan hanya melakukan pembangunan rumah-rumah penduduk setempat dan bandara saja. Freeport sadar akan pentingnya sumber daya manusia, demi masa depan masyarakat Papua yang cerah.

Itu sebabnya Freeport juga mendirikan beberapa sekolah dan asrama yang bisa digunakan oleh anak-anak Papua. Seperti sekolah sekaligus asrama Taruna Papua yang memiliki fasilitas cukup lengkap demi menjamin kenyamanan anak-anak Papua saat belajar. Untuk pengembangan masyarakat lokal di Papua, Freeport Indonesia menginvestasikan dana pengembangan masyarakat.

Sumber : Facebook Taruna Papua School

Pembangunan dan kesejahteraan itu, antara lain, proyek infrastruktur dan fasilitas masyarakat baik di aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Sedangkan program pengembangan masyarakat yang dikelola langsung oleh perusahaan dan program kemitraan dengan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK).

LPMAK adalah lembaga pengelola dana kemitraan PTFI bagi pengembangan masyarakat yang beranggotakan perwakilan pemerintah lokal, tokoh masyarakat Papua, pemimpin masyarakat adat Amungme dan Kamoro, dan PTFI. Berbicara soal kontribusi Freeport untuk Papua, saat mengetik artikel ini saya sangat tertarik untuk tahu lebih dalam tentang sekolah Taruna Papua yang dibiayai oleh Freeport Indonesia.

sumber : lpmak.org

Membangun mimpi dan asa anak-anak di sekitar Freeport mampu terwujud dengan adanya Sekolah Taruna Papua berada dibawah binaan dari Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), bahkan anak-anak Papua yang bersekolah di sana bukan hanya belajar saja, mereka juga mendapatkan uang saku.

Sekolah yang sudah berdiri sejak 2007 ini mengajarkan kurikulum pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai berbasis kehidupan. Ada anak-anak dari dua suku besar yakni Amungme dan Kamoro serta anak-anak dari lima Suku kekerabatan lainnya yang berasal dari pesisir, dari pegunungan, dari lembah, mereka bersekolah di sekolah Taruna Papua.

Sistem pendidikan dan metode belajar di sekolah ini berbeda dari sekolah pada umumnya. Para siswa tidak hanya mendapat pendidikan formal, tetapi juga berbagai aktivitas untuk membangun karakter dan menggali potensi setiap anak didik. Semua siswa akan menghabiskan seluruh kegiatan hariannya di sekolah dan asrama.

Saat di sekolah, mereka akan diajarkan disiplin, patuh, bersih, serta mengajarkan bahasa Indonesia dan Inggris secara intens. Bahkan kuota penerimaan siswa SD yang berjumlah sekitar 200 bangku, melejit dengan adanya pendaftaran 400 anak Papua yang ingin bersekolah di Taruna Papua ini.

Sumber : lpmak.org

Dari sana saja saya dapat melihat bahwa masyarakat asli Papua sudah mengenal pendidikan, dan mereka ingin anaknya bersekolah di Taruna Papua yang menurut mereka bisa menjamin mutu dan kualitas belajar anak-anak mereka. Jadi, meskipun berada di pelosok negeri tapi masyarakat Timika, Papua sudah sadar pentingnya pendidikan demi masa depan.

Saat ini Sekolah Asrama Taruna Papua SD-SMP sudah memiliki 728 siswa, yang terdiri dari 125 siswa SMP dan 603 siswa SD. Mereka yang mendaftar untuk menjadi siswa di sekolah ini nantinya akan diseleksi berdasarkan usia dan kesiapan bersekolah oleh LPMAK yang dibentuk langsung oleh Freeport Indonesia.

Sekolah dan asrama Taruna Papua merupakan cerminan pendidikan masyarakat asli Timika, Papua. Membangun sumber daya masyarakat yang lebih baik untuk masyarakat Papua, membangun mimpi dan asa anak-anak di sekitar Freeport. Salah satu bentuk kontribusi Freeport untuk masyarakat, teman-teman sudah tahu?.

You May Also Like

0 komentar

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.