Suamiku, Kamulah Pahlawanku!

by - Jumat, April 22, 2022

Pahlawan adalah sosok berjasa bagi kehidupan ini, saat ditanya siapakah sosok pahlawan dalam kehidupannya maka kebanyakan wanita akan menjawab kalau ayahnya sosok pahlawan dalam hidupnya. Namun, hal itu berbeda bagi saya bukan berarti saya nggak sayang dan menghormati ayah saya.

Bagi saya suami sayalah sosok pahlawan dalam hidup saya saat ini, setelah 6 tahun lama kami hidup bersama menjalani biduk rumah tangga. Suamilah yang mengjarkan saya banyak hal baru dalma kehidupan. Dia yang mengajak saya untuk bisa mengenal dunia luar, dan mengajarkan kepada saya untuk mencintai diri sendiri.

Hidup menjadi seorang anak tunggal membuat saya seringkali rindu dengan sosok kakak yang bisa mengayomi, menjaga dan memberikan perhatian. Pada suami lah saya menemukan sosok tersebut, dia bisa menjadi seorang suami, kakak, sahabat dan menjadi pasangan hidup yang membuat saya bisa merasakan banyak hal baru.



Suamiku, Kamulah Pahlawanku!


Enam bulan setelah kami resmi menikah badai ujian pertama dalam pernikahan kami datang. Lima tahun yang lalu, tiba-tiba saja ibu saya divonis gagal ginjal dan mengharuskan ibu untuk menjalani cuci darah seminggua dua kali selamanya. Padahal selama ini ibu tidak pernah mengalami sakit yang serius, paling-paling kelelahan dan masuk angin biasa.

Waktu itu posisi saya sudah tinggal berdua dengan suami di rumah kami berdua. Dengan berbesar hati suami mau ikut saya untuk kembali pulang ke rumah orang tua demi bisa merawat dan menjaga ibu yang sakit. Rasanya nggak terbayang gimana sedihnya saya kalau saja suami menolak untuk ikut pindah padahal sayalah satu-satunya harapan kedua orangtua.

Seperti yang kita tahu, nggak mudah tinggal satu atap bersama mertua, kami punya aturan sendiri dan kedua orang tua saya juga punya aturan sendiri. Selama hampir 6 tahun hidup bersama nggak jarang keributan maupun salah paham terjadi diatara kami. Disitulah saya bisa melihat betapa besarnya pengorbanan dan cinta suami untuk saya.

Harus bisa sabar dan mengerti orang tua saya yang sudah sepuh ditambah sakit-sakitan dengan karakter keduanya yang kerap membuat suami hampir saja tidak kuat namun dia bertahan untuk tetap tinggal sampai saat ini. Belum lagi saat suami mendapat beban tanggungan keuangan untuk menghidup kedua orang tua saya yang nggak punya dana pensiun.

Suami dengan ikhlasnya menanggung itu semua tanpa mengeluh sedikitpun. Belum lagi tanggung jawabnya sebagai calon ayah, saat saya sedang hamil, melahirkan dan menjadi partner dalam membesarkan anak kami. Selain menjadi sosok suami yang baik dan bertanggung jawab, dia berhasil menjadi sosok ayah yang baik untuk Mirza anak kami.

Suami juga yang secara nggak langsung memperkenalkan saya dengan dunia bloger. Dia yang membimbing saya untuk bisa berkarya melalui blog, mendukung profesi saya sebagai seorang bloger dan nggak pernah menolak untuk membantu saat saya sedang mengalami kesulitan dalam pekerjaan.

Dia yang dengan senang hati mengajak saya untuk mengenal lingkungan baru, mendapat teman-teman yang baru dan pengalaman yang nggak kalah mengesankan untuk diingat. Suami yang mengajarkan saya gimana menjadi seorang yang memiliki prinsip, teguh pada pendirian dan tumbuh menjadi wanita yang nggak cengeng.

Tentu bukan hal yang mudah untuk bisa menjadi seperti saat ini, saya bisa tetap survive menjalani garis takdir saya merawat orang tua, mendidik anak, dan berbakti kepada suami. Padahal dulunya saya cuma anak tunggal yang sangat egois, manja dan nggak bisa diandalkan.

Saya percaya kalau masih akan ada banyak hal yang akan saya lalui bersama dia, masih banyak hal yang akan kami lewati dan pada setiap kesulitan serta ujian yang harus saya hadapi selalu saja sosoknya berada bersama saya. Dia selalu hadir untuk saya, baik dalam suka maupun duka seperti janji yang dia ucapkan saat akad nikah dulu.

Rasanya nggak berlebihan kalau buat saya suami adalah pahlawan bagi saya. Saya bersyukur sekali bisa menjadi pendamping hidupnya dengan semua kekurangan dan kelebihan yang saya miliki. Saya berterima kasih kepada Allah yang telah mempertemukan kami berdua dna menakdirkan kami untuk bisa hidup sesurga suatu hari nanti, Insya Allah.

Bicara soal pahlawan dalam kehidupan kita memang nggak akan ada habisnya. Saya yakin teman-teman yang membaca tulisan ini pasti punya sosok pahlawan yang dikagumi dalam hidup kalian. Kalau ada, kalian bisa menuliskannya dalam sebuah artikel menarik untuk diikutkan kontes blog super bercerita, info selengkapnya bisa dibaca Aplikasi Super, ya.

You May Also Like

2 komentar

  1. Ya, bagaimanapun suami itu lelaki yang mau nerima istrinya apa adanya, yang tahan sama sikap kita, dan intinya yang paling bisa diandalkan. Jadi rindu, walau kadang nyebelin tapi tetep aja sayang, kalau sama suami.

    BalasHapus
  2. Terharu dan respek terhadap pengorbanan suami mbak yang begitu tulus dalam membantu orang tua mbak saat dalam kesulitan. Sayapun pernah merasakan bagaimana sulitnya tinggal bersama mertua. Butuh rasa saling pengertian dan memahami keadaan, karena salah sedikit saja dalam tindakan, akan memicu perselisihan.

    BalasHapus

Jangan lupa berkomentar ya, tinggalkan alamat blognya biar bisa balik berkunjung.

Terima Kasih.